Semenjak aku lulus kuliah jurusan Pendidikan Jasmani dan Olahraga, banyak usaha yang sudah kulakukan. Mulai dari melamar menjadi guru hingga melamar menjadi pelatih bulu tangkis di sasana bulu tangkis di kotaku. Semua kujalani dan aku memgalami fase bosan. Terutama karena aku merasa tak dapat mengatur me time sesukaku. Jiwa berkelana masa muda masih menggelegak. Kucoba menekuni bisnis skin care untuk laki-laki. Penjualanku di awal-awal melejit, namun lama-kelamaan meredup karena aku tak konsisten mengiklankan produk skin care yang kujual.

Kali ini kucoba menekuni kuliner mi ayam. Aku berguru ilmu membuat mi ayam dari Om Nazar. Om Nazar sudah lebih dulu sukses bahkan membuka banyak cabang. Darinya kuperoleh ilmu menjadi enterpreneur mi ayam. Berbekal modal dari ibuku, kucoba membuka stan mi ayam REYMOND. Kuberi nama mi perjuangan untuk mi ayam standar, dan mi kemesraan untuk cwi mi. Semenjak stan mi kubuka, antusias pembeli luar biasa. Mereka merasa puas dengan citarasa dan pelayananku.

Stan mi ayam REYMOND semakin laris manis. Beragam tanggapan masyarakat terhadap bisnisku. Ada yang salut dengan rintisan bisnis kulinerku. Ada juga yang mencibir dan menduga aku menggunakan pelaris untuk melancarkan bisnisku. Aku cuek saja memdengarkan kasak-kusuk mereka. Malam ini malam Jumat Kliwon. Kuracik uborampe sesaji berupa buah-buahan, kembang setaman, dupa, dan kemenyan kupersembahkan pada kanjeng Lembu Suro. Kanjeng Lembu Suro adalah ritual pesugihan yang kulakukan setelah mendapatkannya di puncak Gunung Kelud lewat jasa Mbah Trimo, juru kunci pesugihan Kanjeng Lembu Suro. Ritual hitam ini telah membawaku kepada kesuksesan bisnis kuliner sekaligus menjerumuskanku ke lembah syirik.