Ririn Rimawati

Ririn Rimawati guru MTsN 3 Blitar Jawa Timur...

Selengkapnya
Navigasi Web
PENUNGGU POHON BERINGIN KERAMAT
PENUNGGU POHON BERINGIN KERAMAT

PENUNGGU POHON BERINGIN KERAMAT

Sebuah pohon beringin tua di pinggir Sungai Brantas terlihat angker. Daunnya yang rimbun dan sulur yang berjuntai dengan umur yang mencapai ratusan tahun menambah daya magis. Pohon itu tidak ditebang oleh warga karena dikeramatkan.

Rangga, siswa kelas sembilan MTs tinggal dekat pohon beringin yang dikeramatkan tersebut. Dia sudah terbiasa melihat ritual masyarakat yang mengadakan acara nyadran di siang hari dan memasang sajen malam Jumat Kliwon di bawah pohon tersebut. Yang paling menyenangkan adalah jika masyarakat punya gawe misalnya sunatan, mantu, atau hajatan syukuran dengan nyadran, biasanya mengadakan kenduri di bawah pohon beringin dan ada brekat yang ditaruh di atas batu yang berada di bawah pohon. Rangga dan teman-temannya segera mengambil dan makan bersama-sama. Lumayan menu ayam lodho yaitu ayam bakar yang berkuah santan, sambal goreng, telur rebus, kulupan atau sayur rebus dibumbu kelapa parut, ketimun, dan pisang raja.

Malam Jumat Kliwon, beberapa warga memasang sajen berupa kembang setaman, telur kampung ditaruh dalam wadah daun, serta kemenyan dan dupa yang dibakar. Mereka merapal doa untuk keselamatan keluarganya. Suasana di sekitar pohon yang dikeramatkan gelap, karena sengaja tidak dipasang lampu. Rangga dan teman-temannya mengintip dari kejauhan. Mereka menahan tawa sambil berkata,"Ehm, ehm, yo le, tak tompo sajenmu". Karena warga kampung merasa sudah terkabul keinginannya, segera berlalu dari pohon keramat sambil laku dhodhok atau berjalan sambil jongkok dan posisi tangan menghormat kepada pohon yang dikeramatkan. Setelah warga yang menaruh sesajen berlalu, pecahlah tawa Rangga dan teman-temannya.

Catatan:

1.nyadran= kenduri dan makan bersama untuk mengenang dan mengenal para leluhur di tempat keramat.

2.sajen= sesaji

3. gawe= hajat

4. mantu= menikahkan

5. brekat= nasi lengkap dengan lauk dan sayur dalam satu wadah.

6. "Yo le, tak tompo sajenmu"= ya nak, saya terima sesajimu

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah jiaan Usil ya Rangga dan teman teman Selamat menikmati berkatnya. Pentigraf yang keren bun

09 Jan
Balas

Terima kasih bunda sudah membaca tulisan saya. Salam literasi

09 Jan

Rangga jadu penunggu pohon keramat ya

09 Jan
Balas

Betul sekali Pak. Semangat berkarya semangat berliterasi

09 Jan

Terima kasih admin, barakallah

09 Jan
Balas

Rangga, pinter le sampean .. .mari ngono sajene di ma'em bareng yo, dari pada mubadzir, wk wk wk . . . Pentigraf yang menghibur Bu Ririn, keren menewen. Sukses selalu buat Bu Ririn

09 Jan
Balas

Terima kasih bunda Umi Maghfiroh sudah membaca tulisan saya. Sukses juga untuk bunda. Salam literasi

09 Jan



search

New Post