Takdir tertulis untukku dan Mas Nugroho, bertugas di daerah perantauan. Kota kecil di timur Indonesia, di pinggir pantai dengan panorama alam yang sangat indah tiada tara, pantai dengan nama yang indah, Teluk Mutiara. Pantai yang berada di teluk dengan ombak yang ramah. Putri kami dibesarkan di perantauan, sangat akrab dengan laut. Ia bisa berenang karena hampir setiap hari mandi di laut.  

Saat-saat sedih di perantauan adalah, saat Hari Raya Idul Fitri, dan kami sekeluarga tak bisa pulang untuk menemui orang tua. Memandang laut, dengan ombak yang tenang membuat hati kembali damai, berkumpul dengan keluarga kecil maupun tetangga dan para sahabat yang sudah seperti saudara. 

Pagi ini aku, Mas Nugroho dan putriku sedang menggelar tikar. Menikmati semilir angin pantai sambil makan nasi ikan bakar dan meminum air kelapa muda. Senyum kebahagiaan di hati kami menikmati liburan di pinggir Pantai Mutiara. Pantai yang berada di teluk, pemandangan alam yang nyaris mirip dengan tempat perantauan kami dan nama yang memiliki kesamaan tentu membangkitkan kenangan manis. Tempat ini berada di Kabupaten Trenggek, karena kami sudah berpindah tempat tugas di Pulau Jawa.