Ririn Rimawati

Ririn Rimawati guru MTsN 3 Blitar Jawa Timur...

Selengkapnya
Navigasi Web
Terancam DO
Goresan Cikgu

Terancam DO

Pagi yang cerah, mentari mulai menyembul di balik kaca jendela kelas. Kali  siswa berantusias menyambut Bu Riani, guru sekaligus wali kelas mereka. Bu Riani tipikal guru yang tegas cenderung galak. namun punya segudang rasa kasih sayang. Tak heran jika murid-murid segan sekaligus sayang padanya. Riuh pagi mulai terdengar. Meski bu Riani telah siap berdiri di bangku guru  Bu Riani terpaku menunggu. Satu menit berlalu, anak-anak segera menyadari dan terdiam tanpa dikomando.

"Yuuk kita membaca doa sebelum memulai pelajaran," ujar Bu Riani. Doa dibaca khidmat bersama-sama. Beberapa siswa masih terbata-bata menghafalkan doa. Bu Riani menggeleng pelan. PR baru pikirnya sambil tersenyum sendiri. Kali ini Bu Riani memanggil nama-nama siswa."Dela," panggil Bu Riani. Sejenak kelas senyap. "Dela bolos buu," celetuk Reva. "Menikah bu," teriak Rumi si cerewet. "Hush sembarangan," tambah Rayhan. Sejenak kuhela napas panjang. Dela sudah dua minggu tidak masuk sekolah. "Baiklah nanti Ibu akan berkunjung ke rumah Dela bersama bu Via, guru BK," tambahku. Pelajaranku berjalan dengan lancar. Sesekali gelak tawa murid mewarnai pelajaranku. 

Usai mengajar kususuri jalanan menuju rumah Dela berboncengan dengan Bu Via guru BK. Kusepakati saat berangkat aku yang membonceng, karena aku yang tahu letak rumah Dela. Di depan rumah Dela nampak sunyi. Kuketuk pintu dari kayu tua, kusam, dan tak berpelitur seperti rumah orang berada. "Assalamualaikum,".... Delaa, lihat ada tamuu," terdengar suara dari dalam rumah. Beberapa saat pintu terkuak. Kaget bercampur malu kulihat raut muka Dela. Silakan kami duduk di kursi kayu tua.dengan meja bertaplak sulaman ungu. Bau tak sedap mulai menyeruak di balik kamar. Aku dan Bu Via mulai menahan rasa tak nyaman. Dela beringsut menuju ke kamar. Tak berapa lama, ia muncul mengenakan pakaian berjilbab. Kuraih tangan, kurengkuh badannya di sampingku. Kisah mulai mengalir dari bibirnya. Dela yang baru berusia tiga belas tahun telah ditinggal ibunya pergi entah ke mana semenjak TK. Ayahnya ke Malaysia mengais rezeki untuk keluarga mereka yang tak genap. Dela hidup berdua dengan sang nenek yang lagi sehat. Bahkan kini telah menjadi bunga kasur, akibat panyakit stroke yang dideritanya. Delalah satu-satunya tumpuan harapan neneknya untuk dapat merawatnya. Dela yang belum dewasa dipaksa berdamai pada keadaan. "Ibu Riani, bisakah saya ikut sekolah secara daring, agar saya dapat sambil merawat nenek saya," ucap Dela sambil terisak. Kuseka air matanya. Bumi ikut berduka karena pengakuannya. Dela yang berstatus terancam DO, tak berdaya, namun masih punya impian akan sekolahnya  Lama kutemani Dela sambil menenangkannya. "Semoga pihak sekolah mau, mengambil kebijakan untuk kelangsungan sekolahmu naak,". Kuakhiri pertemuan dengan Dela sambil berharap ada solusi terindah untuk Dela. 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ceritanya menarik

02 Mar
Balas

Terima kasih Bucan. Barakallah

02 Mar



search

New Post