Mengarungi Pandemi dengan Belajar Di Rumah Sendiri

#tantangangurusiana

#hari ke-87

Datangnya pandemi ini memang tiada yang menanti. Lenyapmulah yang kami semua harapkan. Disaat dunia pendidikan sedang bersiap menyelenggarakan berbagai ujian dan juga pembelajaran, pandemi ini hadir memporak-porandakan segala perencanaan.

Namun, apapun yang terjadi, kegiatan belajar mengajar tidak boleh berhenti. Walaupun di tengah situasi yang tidak pasti, akan kapankah berakhirnya pandemi ini, kita para guru tetap bersiap diri.

Diberlakukannya situasi lockdown, membuat pembelajaran tidak bisa diselenggarakan dengan bertatap muka secara langsung. Kegiatan belajar mengajar pun dilakukan secara jarak jauh dengan metode daring. Dari sinilah berbagai kendala pembelajaran bermunculan, baik dari sekolah, guru, dan juga para siswa.

Sekolah dalam waktu singkat harus menyiapkan segala perangkat untuk mengakomodasi lancarnya pembelajaran di rumah selama pandemi. Perangkat yang disiapkan mulai dari penataan ulang jadwal pelajaran untuk mengefektifkan waktu yang ada hingga berbgai sarana penunjangnya. Setiap mata pelajaran dijatah satu kali pertemuan per minggu. Setiap hari hanya ada tiga mata pelajaran. Dengan demikian, diharapkan ada banyak waktu istirahat baik bagi guru maupun siswa sehingga stamina dan kesehatan dapat terjaga. Selain itu, perangkat paling penting yang harus segera dipersiapkan adalah tenaga pendidik, yakni guru. Kemampuan guru harus segera di upgrade, untuk bisa menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh secara daring nantinya.

Para guru yang terbiasa dengan pembelajaran langsung, maka mau tidak mau harus segera menyesuaikan diri dengan berbagai aplikasi daring untuk melaksanakan pembelajarannya. Ini bukanlah suatu hal yang mudah. Diperlukan persiapan bahan ajar yang sesuai untuk pembelajaran daring dan juga keterampilan yang cukup dalam menggunakan berbagai sarana pembelajaran daring yang dapat digunakan.

Demi kelancaran penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh denga metode daring ini, kesiapan siswa juga perlu diperhatikan, khususnya terkait kesiapan sarana. Oleh karena itu, pihak sekolah melalui wali kelas melakukan pendataan tentang ketersediaan sarana penunjang seperti HP dan komputer/laptop serta ketersediaan jaringan internet dari para siswa. Berdasarkan hasil pendataan tersebut, ternyata masih banyak didapati para siswa yang belum memiliki berbagai sarana penunjang seperti tersebut ditambah lagi banyaknya laporan sulitnya sinyal internet di berbagai tempat tinggal siswa. Hal ini bisa dimaklumi karena sekolah kami berada di pedesaan di kaki gunung Kelud.

Oleh karena banyaknya laporan terkait kendala yang dihadapi siswa untuk melaksanakan pembelajaran daring, maka sekolah memberikan beberapa instruksi. Bagi siswa yang belum memiliki sarana penunjang seperti HP dan komputer/laptop diharapkan bisa pinjam selama pembelajaran daring ini berlangsung. Bagi siswa yang di rumahnya sulit sinyal, maka disarankan untuk bisa menumpang ke rumah saudara atau kerabat terdekat yang tidak ada kendala sinyal internet. Setelah semua siswa sudah melapor siap melaksanakan pembelajaran daring, maka pembelajaran pun siap dilaksanakan.

Meskipun pembelajaran daring dapat terlaksana dengan segala keterbatasan yang ada, tetap saja terasa ada yang kurang dalam hati kita. Ya, kebersamaan itu, canda tawa itu, keisengan menjengkelkan itu, nasihat-nasihat itu, dan juga manisnya senyuman itu. Kita semua hanya bisa menahan rindu dalam balutan doa semoga pandemi segera berlalu.