Risa Asnawi

Guru Kimia di SMAN 1 Wates Kediri Jawa Timur....

Selengkapnya
Navigasi Web
Styrofoam Sebagai Kemasan Makanan dan Minuman Begini Kata BPOM
Foto: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180118201915-255-270012/mengungkap-fakta-di-balik-mitos-seputar-styrofoam

Styrofoam Sebagai Kemasan Makanan dan Minuman Begini Kata BPOM

Styrofoam Sebagai Kemasan Makanan dan Minuman: Begini Kata BPOM

#tantangangurusiana

#hari ke-88

Tulisan kita kali ini masih membahas mengenai jenis plastik. Namun, sebelum lebih jauh membahas tentang topik kita kali ini, ada baiknya kenalan dulu yuk dengan plastik. Plastik termasuk ke dalam golongan polimer. Semua polimer tersusun dari monomer-monomer yang saling terikat antara satu dengan yang lain membentuk suatu rantai yang sangat panjang. Suatu polimer dapat tersusun dari ratusan hingga ribuan monomer. Oleh karena itu, polimer digolongkan ke dalam makromolekul (molekul raksasa). Sebagai gambaran dari polimer adalah sebuah kereta tanpa loko dengan ratusan hingga ribuan gerbong yang saling terikat satu sama lain. Gerbong-gerbong inilah yang disebut sebagai monomer dan kereta secara keseluruhan kita sebut sebagai polimer. Saya yakin semua sudah kenal dengan kecantikan “Shiren”. Coba kita bayangkan, satu Shiren saja cantiknya sudah luar biasa seperti itu, apalagi kalau ada ratusan atau ribuan Shiren saling bergandengan tangan membentuk “polishiren”, wah pastinya silau mata yang memandangnya.

Penggolongan jenis-jenis plastik umumnya menggunakan singkatan dari nama polimer pembentuknya. Sebagai contoh plastik dengan kode 1 diberi inisial PETE/PET yang merupakan singkatan dari polyethylene terephthalate. Plastik dengan kode 3 diberi inisial PVC yang merupakan singkatan dari polyvinyl chloride. Plastik dengan kode 5 diberi inisial PP yang merupakan singkatan dari polypropylene. Yang akan kita bahas kali ini adalah plastik dengan kode 6 yang diberi inisial PS. Coba tebak kira-kira PS singkatan dari apa? Yang jawab “polishiren” berarti Anda terlalu terobsesi dan belum bangun dari buai mimpi. Hahaha.

Plastik dengan kode 6 diberi inisial PS yang merupakan singkatan dari polystyrene. Nama dagang dari polystyrene kita kenal sebagai “styrofoam yang disebut juga gabus putih. Berdasarkan kodenya, material plastik ini terbuat dari polistirena yang merupakan polimer dari senyawa stirena. Setelah ditambahkan beberapa zat aditif seperti plasticizer, logam zink (kita sering nyebut dengan nama “seng”), dan senyawa butadiene, maka styrofoam akan menjadi makhluk yang memiliki sifat lentur, ringan dan berwarna putih susu. Selain itu, styrofoam bersifat isolator, yakni suatu bahan yang tidak dapat menghantar panas. Oleh karena itu, styrofoam saat ini banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman.

Styrofoam memiliki beberapa kelebihan sebagai kemasan atau wadah makanan dan minuman. Dari segi kualitas bahan, styrofoam mampu mencegah kebocoran makanan/minuman, mampu mempertahankan panas dan dingin, dapat mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas serta berbobot sangat ringan. Dari segi ekonomi, styrofoam tergolong kemasan berharga murah. Oleh karena itu, wadah berbahan styrofoam ini menjadi idola untuk membungkus beraneka makanan dan minuman.

Namun, dibalik segala kelebihan dan kepraktisan penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan dan minuman, kita perlu berhati-hati dalam memanfaatkannya. Berbagai bahan pembuat styrofoam diketahui merupakan zat-zat yang bersifat toksik (beracun). Zat plasticizer yang umum digunakan pada pembuatan styrofoam adalah dioctyl phthalate (DOP). Dalam DOP terkandung senyawa benzena yang sangat sulit dicerna sehingga tidak dapat dikeluarkan baik melalui feses maupun urin. Akibatnya, zat ini semakin lama semakin menumpuk dalam tubuh dan terbalut lemak. Inilah yang bisa memicu munculnya penyakit kanker. Selain itu, stirena yang ada dalam styrofoam pada tingkat rendah dapat menyebabkan iritasi terhadap kulit, mata, dan saluran pernapasan atas. Paparan akut dapat menyebabkan gangguan pada sistem saluran pencernaan. Sedangkan, paparan kronis mempengaruhi sistem saraf pusat hingga kanker.

Walaupun styrofoam diliputi dengan berbagai bahan berbahaya, tapi, kita tidak perlu terlalu khawatir dalam menggunakannya sebagai kemasan makanan atau minuman. BPOM menyatakan bahwa penggunaan produk kemasan makanan berjenis styrofoam aman bagi kesehatan. WHO menyatakan bahwa stirena tidak akan menimbulkan bahaya pada kesehatan bila kadarnya tidak melebihi 5000 ppm yang masuk ke dalam tubuh. Sedangkan wadah berbahan styrofoam yang sering dipakai di Indonesia rata-rata hanya mengandung stirena 10 - 43 ppm sehingga masih berada jauh dari zona bahaya.

Beberapa upaya dapat kita lakukan untuk meminimalisasi dampak buruk dari penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan atau minuman. Pertama, memberikan alas dari kertas minyak atau daun pisang pada makanan supaya tidak kontak langsung dengan wadah styrofoam. Kedua, menghindari menuangkan makanan atau minuman dalam keadaan panas ke dalam wadah styrofoam. Dalam keadaan panas, zat-zat berbahaya dalam styrofoam akan mudah terlepas dan mengkontaminasi makanan atau minuman. Ketiga, tidak terlalu lama menyimpan makanan/minuman dalam wadah styrofoam. Semakin lama makanan disimpan di dalam styrofoam, semakin banyak kandungan stirena yang berpindah ke makanan tersebut. Keempat, tidak menaruh makanan/minuman berlemak dalam wadah styrofoam karena stirena bersifat larut dalam lemak dan alkohol. Dengan demikian, styrofoam tidak cocok digunakan untuk wadah makanan/minuman seperti gorengan, makanan bersantan, susu, dan sebagainya. Kelima, jangan terlalu sering menggunakan styrofoam, semakin sering menggunakan styrofoam, kemungkinan terpapar stirena semakin banyak. Apalagi styrofoam ini merupakan bahan yang dapat mencemari lingkungan. Keenam, hanya menggunakan styrofoam ini untuk sekali pakai. Wassalam

Sumber:

Halodoc. 2018. Bahaya Sering Makan dengan Menggunakan Styrofoam. Online, https://www.halodoc.com/bahaya-sering-makan-dengan-menggunakan-styrofoam, diakses 16 Mei 2020.

Juniman, P.T. 2018. BPOM: Styrofoam Aman Digunakan, Asal Tak Berlebihan. Online, https://www.halodoc.com/bahaya-sering-makan-dengan-menggunakan-styrofoam, diakses 16 Mei 2020.

LIPI. 2003: Plastik dan Gabus Sama Resikonya. Online, http://lipi.go.id/berita/plastik-dan-gabus--sama-resikonya/164, diakses 16 Mei 2020.

Sulchan, M. dan Nur, E. 2007. Keamanan Pangan Kemasan Plastik dan Styrofoam. Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 2.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah kereeen bgt ulasannya dik. Mudah-mudahan bs jd pencerahan agar ibu2 nggk pakai stiroform lg

16 May
Balas

Aamiin.. trmksh ya mbak. Mncoba mengulas hal2 kecil dlm keseharian

16 May

Bs jd buku itu dik

16 May

Ya mbak . Niatnya mmg spt itu.. mulai istikomah nulis 1 tema

16 May

Detail banget ulasannya. Wih keren menewen. Saya rasa balik ke SMA lagi (karena kuliah gak pernah membahas ini di matkul)

16 May
Balas

Alhamdulillah.. trmksh Bu.. smg bermanfaat

16 May

Mantap salam

16 May
Balas

Trmksh Bu.. smg bermanfaat

16 May



search

New Post