Risa Asnawi

Guru Kimia di SMAN 1 Wates Kediri Jawa Timur....

Selengkapnya
Navigasi Web
Susu Kental Manis Bukan Susu? Kenali Identitasku Sebenarnya!

Susu Kental Manis Bukan Susu? Kenali Identitasku Sebenarnya!

Susu Kental Manis Bukan Susu? Kenali Identitasku Sebenarnya!

#tantangangurusiana

#hari ke-93

Sempat terjadi polemik di tengah masyarakat bahwa susu kental manis (SKM) bukanlah produk susu. Polemik tersebut terjadi karena adanya salah tafsir dalam memahami surat edaran BPOM nomor HK.06.5.51.511.05.18.2000 tahun 2018 tentang 'Label dan Iklan pada Produk Susu Kental dan Analognya (Kategori Pangan 01.3)'.

Berdasar surat edaran tersebut, masyarakat secara langsung menafsirkan bahwa SKM bukanlah produk susu. Padahal dalam surat edaran tersebut tidak ada kalimat yang menyebutkan demikian. Dalam surat edaran itu, sebenarnya berisi tentang 4 larangan yang harus diperhatikan oleh produsen, importir, distributor produk susu kental, dan analognya. Larangan-larangan tersebut meliputi; (1) menampilkan anak-anak berusia di bawah 5 tahun dalam bentuk apa pun, (2) menggunakan visualisasi bahwa produk Susu Kental dan Analognya (Kategori Pangan 01.3) disetarakan dengan produk susu lain sebagai penambah atau pelengkap zat gizi, (3) menggunakan visualisasi gambar susu cair dan/atau susu dalam gelas serta disajikan dengan cara diseduh untuk dikonsumsi sebagai minuman, dan (4) penayangan iklan pada jam tayang acara anak-anak.

Karena itu, dalam menyimpulkan suatu informasi seharusnya kita “don’t to milk”, ojo kesusu, jangan tergesa-gesa. Kita harus budayakan membaca sumber informasi tersebut hingga tuntas, baru kita bisa menyimpulkannya dengan pas.

SKM tetaplah produk susu. Berdasar Keputusan Kepala BPOM RI No. HK.00.05.52.4040 tentang kategori pangan, SKM masuk kategori Susu Kental dan Analognya (kategori pangan 01.3). Pada poin 01.3.1 dijelaskan bahwa SKM adalah produk susu berbentuk cairan kental yang diperoleh dengan menghilangkan sebagian air dari campuran susu dan gula hingga mencapai tingkat kepekatan tertentu; atau merupakan hasil rekonstitusi susu bubuk. Dari keputusan ini sudah sangat jelas dan tegas bahwa SKM termasuk produk susu karena memang bahan dasar pembuatannya adalah susu. Namun, meski masih tergolong produk susu, SKM tidak bisa dikonsumsi sebagai pengganti susu segar atau susu pertumbuhan balita karena tidak memiliki kandungan gizi yang seimbang sebagaimana produk susu lainnya. Pada dasarnya SKM bukanlah minuman seduh, melainkan sebagai pelengkap sajian. SKM bisa dipakai sebagai toping beraneka kue, makanan, dan juga minuman.

Produk SKM nilai nutrisinya harus memenuhi SNI yang mempersyaratkan kandungan gula (sukrosa) sebesar 43-48%, lemak susu minimal 8%, protein susu minimal 6,5%, dan laktosa minimal 10%. Dengan demikian, bisa dikatakan hampir separuh dari isi kemasan SKM berisikan gula. Tentunya ini akan bisa membahayakan bila SKM dikonsumsi secara berlebihan karena dikhawatirkan bisa mengakibatkan kegemukan (obesitas), meningkatnya risiko diabetes dan dyslipidemi (kolesterol).

Kandungan nutrisi SKM yang didominasi dengan gula, menyebabkannya tidak bisa menjadi pengganti susu segar ataupun susu pertumbuhan balita yang kaya dengan berbagai nutrisi penting seperti protein dan kalsium. Pada susu sapi segar kandungan proteinnya sebesar 3,3 % (ingat protein pada SKM sebesar 8%). Bila dilihat dari kandungan proteinnya, tampak protein pada SKM lebih besar daripada protein pada susu sapi segar. Namun, perlu diperhatikan bahwa kandungan protein tersebut dihitung per 100 mL. Ketika kita mengkonsumsi susu sapi segar sebanyak 100 mL, kita akan mendapat 3,3 gram protein. Sementara itu, ketika kita mengkonsumsi SKM sebanyak 100 mL, maka kita akan mendapatkan kandungan protein sebesar 8 gram tersebut. Namun, apakah mungkin kita akan menghabiskan 100 mL SKM sekaligus dalam sekali teguk? Pastinya tidak kan? Mungkin kita hanya menuangkan sebanyak 2 sendok makan SKM yang setara dengan 10 mL saja ke dalam satu gelas dan kemudian kita tambahkan air. Dengan demikian, protein yang kita peroleh hanyalah sebesar sepersepuluh dari yang semestinya, yaitu 0,8 gram.

Oleh sebab inilah maka SKM tidak bisa dijadikan sumber gizi utama, khususnya pada balita. Selain dengan mematuhi keempat larangan pada surat edaran BPOM di atas, salah satu usaha yang dilakukan oleh para produsen SKM untuk mengedukasi masyarakat terkait perbedaan kandungan gizi antara SKM dengan susu sapi segar adalah dengan menghilangkan kata “susu” dalam pelabelan kemasannya. Pada kemasan SKM saat ini hanya tertulis sebagai “Kental Manis” saja.

Sumber:

Chairunnisaa, R. 2018. Takaran Bahan Kue Dalam 50gr Dengan Menggunakan Sendok Makan. Online, https://steemit.com/food/@racharc/takaran-bahan-kue-dalam-50gr-dengan-menggunakan-sendok-makan, diakses tanggal 21 Mei 2020.

Kami, I.M. 2018. Susu Kental Manis Ramai Dibahas, Ini 4 Larangan BPOM. Online, https://news.detik.com/berita/d-4097560/susu-kental-manis-ramai-dibahas-ini-4-larangan-bpom, diakses tanggal 21 Mei 2020.

Maheswari, R. R. A. dan Noor, R. R. 2009. Perbandingan Kandungan Nutrisi ASI, Susu Sapi dan Susu Kambing. Online, http://lppm.ipb.ac.id/perbandingan-kandungan-nutrisi-asi-susu-sapi-dan-susu-kambing/, diakses tanggal 21 Mei 2020

Wiryawan, A. 2019. Kata Siapa Susu Kental Manis Tidak Ada Susunya? Online, https://saintif.com/susu-kental-manis/, diakses tanggal 21 Mei 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya dan keluarga tak pernah menyeduh SKM sebagai minuman, bukan karena tak suka tapi rasa manis SKM serasa tak enak dileher kami...Salam literasi pak...

21 May
Balas

Ya Bu, bagi yg sensitif gula pasti sangat menyiksa dg mengkonsumsi SKM

21 May

Mantap, yang jelas bukan standar konsumsi minimal, he he he. Salam kenal bapak. Assalamu'alaikum.

21 May
Balas

Ya Pak.. harus ditambah dg asupan dr sumber lain. Salam kenal, Wa'alaikumus slm

21 May

Makasih infonya Pak

11 Jun
Balas

O...jadi begitu ya? Makasih informasinya yg bermanfaat.

22 May
Balas

Trmksh kembali Bu.. aamiin.. smg bnr2 brmanfaat

22 May

Don't to milk...Istilah keren...ha.ha..haTerima kasih infonya pak

21 May
Balas

Trmksh kembali Pak.. smg bermanfaat

21 May



search

New Post