Riscky Risgianti

Guru SMPN 2 Warungkondang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gara - Gara Darah
#TMG_365_Hari ke 7

Gara - Gara Darah

Gara - Gara Darah

Zaman yang sudah modern seperti sekarang semestinya sudah bisa berpikir kritis. Namun, tak berlaku bagi seorang pria yang bernama Manbi.

Dulu, di pinggir jalan sebuah desa, nampak sebuah toko sembako yang selalu dikerumuni pembeli. Lalu lalang kendaraan yang singgah, hilir mudik para wanita, emak-emak, bocah tanggung bahkan tukang ojek banyak yang mampir tuk sekedar membeli barang – barang kebutuhan sehari – hari. Sungguh ramai toko itu.

Dari pagi sampai sore selama 9 jam toko itu beroperasi. Tidak seperti kantoran yang harus tepat waktu antara datang dan pulang. Ya, namanya juga toko pinggir jalan yang ada di desa, kadang tepat waktu kadang juga tidak, apalagi kalau pas datang barang yang baru di pesan sang empu nya toko terpaksa nunggu sampai petang.

Tersebutlah seorang pegawai di toko itu. Isyah namanya, penampilannya menarik, cantik, bertubuh mungil, kulitnya putih bagaikan salju membentang. Namun dia tak pandai bergaul, diam seribu bahasa hingga sepintas terlihat jutek bagi yang belum kenal.

Lewat saudaranya dia berkenalan dengan seorang pria. Manbi lah yang berhasil menaklukan hatinya. Singkat cerita, mereka sering jalan bareng, kebetulan Manbi sudah bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta.

Setiap akhir pekan, Manbi selalu datang ke desa itu, hanya untuk melepas rindu dengan sang pujaan hati. Tak diragukan lagi kebaikan Manbi yang menjulang selalu manjain Isyah dan keluarganya. Perhatian dan kasih sayang yang mengalir tak berujung, merekah dan memancarkan lembayung menyentuh ke relung hati Isyah.

Perjalanan asmara hanya berlangsung tiga bulan, dan akhirnya mereka sepakat untuk menikah. Dengan hajatan pernikahan yang sederhana diiringi restu dari orangtua dan orang – orang terkasih, mereka dipersatukan dengan ikatan yang sakral.

Waktu telah tiba, malam pertama pun dilaluinya, keluarga pun selalu mendoakan dan memang keadaan rumah tangga nya baik – baik saja. Menginjak waktu satu tahun pernikahan, Manbi tiba – tiba mengajukan gugatan cerai. Bagai petir di siang bolong." Remuk jantungku." Ucap Isyah dalam hatinya." Lukaku menganga seakan terasa sayatan belati ke relung hati, runtuh dan gelap seluruh duniaku, hampa jiwaku melayang ragaku terpuruk lusuh tak berdaya. Ujar Isyah dalam hatinya yang terus berulang-ulang.

"Sayang, kenapa kau mau ceraikan aku? Tanya Isyah."

"Kamu tahu kan apa alasanku ingin berpisah? Jawab Manbi."

"Sayang, kamu tega..kenapa baru sekarang kamu katakan keraguanmu setelah satu tahun lamanya usia pernikahan kita, padahal aku udah jelasin semuanya." Sumpah, aku masih perawan." Mungkin karena usiaku yang sudah tidak muda dan pengaruh dari hormonku hingga aku tak mengeluarkan darah." Tegas Isyah."

"Maafkan aku. Pokoknya aku ga bisa terima alasanmu, karena menurut aku setiap wanita yang masih perawan pasti akan mengeluarkan darah di saat malam pertama." Sahut Manbi." *#???#*

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post