SEBENTAR SAJA

(Pintaku hanya satu)

#Tagur_365_8

Dalam keheningan di tengah malam itu, ada sepasang mata yang terus menatap dengan perasaan. Di balik selimut yang menempel di tubuhnya, berpura-pura tidur namun dari awal sudah memperhatikan kata demi kata dan tangisan yang dikeluarkan oleh Nia.

Roni memang mendengar semua yang diucapkan oleh Nia dalam doa nya. Entah apa yang ada di pikiran Roni sekarang setelah tahu istrinya menangis penuh penyesalan dan menderita akibat sikapnya yang kasar dan cuek, namun istrinya masih mau mendoakannya.

Keesokan harinya Roni berangkat pagi menuju tempat kerja dengan membawa bekal makan yang sudah disediakan oleh istrinya. Nia tahu benar jika suaminya tidak mau sarapan dirumah, alih-alih dia berharap dengan disediakannya bekal makanan akan dibawanya ke tempat kerja. Nia tahu suaminya pekerja keras dan dia memikirkan kesehatan suaminya.

Benar dugaan Nia hari itu suaminya membawa bekal makanan yang telah disiapkannya. Betapa senangnya Nia mengetahui hal itu.

Sementara di tempat kerja Roni banyak melamun di hari itu, lalu tiba-tiba agus menghampirinya.

“Hei, kenapa pagi-pagi sudah melamun?”

Roni masih belum menyadari keberadaan Agus. Lalu Agus menepuk bahunya.

“Roni...”

“Eh, Gus..”

“Mikirin apaan sih?”

“Engga ada apa-apa kok”

“Ok, ayo kerja”

Roni memang saat itu tidak fokus bekerja, dia sering melamun dan sesekali menghela nafas. Melihat hal itu Agus jadi penasaran karena tidak biasanya Roni seperti itu.

“Hei, kamu kenapa? Lagi berantem sama istri ya?”

“Engga kok Gus”