SEBENTAR SAJA

(Pintaku hanya satu)

“Oya, ini anak saya”, sambil melirik Nia, bu Salwa memberi kode agar Nia mau menyapa keluarga Sanjaya.

“Malam bapak dan ibu,, saya Nia”.

Nia berpenampilan menarik, kulitnya putih, rambunya hitam panjang, badannya langsing.

Tanpa Nia sadari. Roni terus memandanginya dari sejak awal dia melihat Nia.

“Lha, apa bapak ga salah pilih, anaknya koq masih usia SMA, belum lulus lagi. Tapi cantik juga nih anak, gerutu Roni dalam hati nya”.

Roni adalah seorang laki-laki berusia 30 tahun, dia seorang Manager di salah satu Toko Retail di kotanya, kulitnya putih, badannya tinggi, hidungnya mancung tapi orangnya cuek dan idealis.

Bu jadi gmn tentang anak-anak? Apa ibu sudah bicara sama anak ibu? Tanya Pak Sanjaya”.

“Oh iya, sudah. Dia sudah tau maksud keluarga Bapak datang kesini”.

“Nak Nia, gmn keputusan mu, apa nak Nia bersedia menerima Roni sebagai calon suami mu? “. Tanya Pak Sanjaya kepada Nia.

“Iya Pak, saya ikut aja sama perjodohan ini”.

Sedari tadi Nia menundukkan kepala nya, sesekali dia menatap ibu nya dan lelaki yang akan menikahinya.

“Alhamdulillah kalau semua tidak keberatan dengan perjodohan ini. Kami sudah berbicara sebelumnya, mungkin untuk pernikahan akan dilaksanakan setelah Nia lulus sekolah. Ucap Pak Sanjaya. Lalu dia bertanya. Kapan kamu lulus Nia?”.

“Seminggu lagi pa”. jawab Nia dengan ekspresi tatapan mata yang kosong.

“Oh iya, dan kamu Roni, ada yang mau kamu katakan? “.

“Ngga pak, ngga ada”.