SEBENTAR SAJA

(Pintaku hanya satu)

Apa yang harus ku katakan, dari awal bapak sudah suruh aku nikah karena adik perempuanku yang bungsu sudah dilamar orang dan ga mau mendahului aku, padahal aku ngga apa-apa jika adikku nikah duluan. Huh,,keluhnya dalam hati.

“Kalau ibu gmna, ada yang mau disampaikan ?”. Tanya pak Sanjaya pada istrinya yang dari awal diam tak berkata apa- apa.

“Ngga ada Pak”. Jawab bu Sanjaya

“Kalau begitu semua sudah selesai ya Pak, Bu. Mari kita makan alakadarnya. Ajak bu Salwa kepada mereka.

“Ahh ga usah repot- repot bu, oya kami juga hanya membawa ini sebagai hadiah”.

Bu Sanjaya memberikan sekotak bingkisan besar yang di bungkus kertas kado bergambar hati kepada bu Salwa.

“Aduh, terimakasih bu”. Ucap bu Salwa.

Mereka pun menyantap makanan yang telah disediakan bu Salwa dari tadi sore. Dan setelah selesai, Pak Sanjaya dan keluarga pamit pulang.

Selama pertemuan itu berlangsung, Nia dan Roni tak bertegur sapa, Nia selalu menundukkan kepala, sementara Roni sesekali memandang Nia namun tetap bersikap dingin.

Hari kelulusan pun tiba,,Nia berangkat sekolah dan ketemu dengan teman-temannya.

“Hai Nia”. Sapa Tini teman sekelasnya.

“Hai,,kamu lihat Sri ga?”. Tanya nya kepada Tini.

“Ada,,dia di kantin sama yang lain”.

Nia berlalu menuju kantin dan dia lihat Sri sedang asyik ngobrol bareng temannya.

“Sri..Sri..”. Teriak Nia.

Sri pun menoleh ke arah suara itu.