Risdawati Hasan

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
ASRAMA HAJI KOTA BENGKULU
Foto anggota regu 27 kloter 7 Embarkasi Padang (haji 2019)

ASRAMA HAJI KOTA BENGKULU

ASRAMA HAJI KOTA BENGKULU

Matahari pagi bersinar lembut menyambut kedatangan jemaah haji di asrama haji kota Bengkulu. Tidak hanya jemaah haji yang berasal dari Kab.  Kepahiang, tetapi juga berasal dari Kab. Seluma dan Kaur yang tergabung dalam kloter 7 Embarkasi Padang.

Di asrama haji kota Bengkulu, kami kembali menjalani pemeriksaan kesehatan untuk menentukan layak terbang atau tidak. Selain itu kami juga mendapat berbagai arahan demi kelancaran pelaksanaan ibadah haji. 

Kami juga mendapatkan pembagian gelang identitas jemaah haji dan menerima dana living cost lebih kurang 1500 real atau jika dirupiahkan sekira 6.000.000 rupiah (angka pasti saya lupa). 

Selama mengikuti rangkaian kegiatan tersebut, saya dan suami mulai berkomunikasi dengan anggota regu (karena anggota regu mengalami berkali-kali perombakan bahkan yang terakhir dirombak di asrama haji). Apalagi suami saya sebagai ketua regu, tentu harus kenal dengan anggotanya agar lebih muda berkomunikasi. Anggota regu kami terdiri dari 10 orang yaitu saya dan suami, Pak Zubir dan Ibu Saudi Zubir, Pak Umar dan Ibu Neng Umar, Pak Sudarno dan Ibu Ida Sudarno, Nek Yus yang berusia 76 tahun dan nek Nur yang berusia 88 tahun. Komposisi regu kami ini memudahkan kami karena kami memiliki 4 anggota laki-laki dan 6 anggota perempuan. 

Setelah selesai semua persiapan Jumat Malam pukul 23.00 WIB, kami diberangkatkan menuju bandara internasional Minangkabau Padang. Sambil menuntun nek Nur, saya melangkah menuju pesawat, sementara suami dan nek Yus berjalan mengiringi kami berdua. Kebetulan nomor estimasi saya, suami dan nek Nur berurutan, jadilah kami duduk bertiga berdekatan.

Pesawat mulai mengangkasa, di malam yang pekat saya mulai perjalanan ibadah. Di batas ketinggian awan ku bisikkan cerita tentang mimpi saya tentang perjalanan ini, betapa saya merasa hanyalah tak lebih dari sekedar sebutir debu diantara lautan kekuasaan Allah. Jika saat ini saya berada di pesawat ini, tentu satu-satunya penyebab adalah kasih sayang Allah Al Jabbar, sang pemegang yang maha kuat yang menundukkan segala sesuatu bagi takdir manusia.

Perlahan saya bisikkan doa, Alhamdulillah subhaanal ladzi sakhaaralaana, hadzaa wa maa kunna lahuu muqriiniin.....

 

Bersambung

#Tagur hari ke 185

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin...reportase yang keren.

11 Jul
Balas

Makasih Bu Nanih... Salam sukses dan sehat selalu...

11 Jul

Ulasan yang keren bund... Salam kenal

12 Jul
Balas

Makasih Bu Siti... Salam sehat

12 Jul

Barokalloh Bunda. Senangnya lihat jamaah yang menuju tanah suci. Sedih, tahun ini terjadilagi pembatalan pemberangatan haji lagi. Semoga ke depan ada solusi yang aman dan terlaksana.

12 Jul
Balas

Aamiin.... Semoga doa-doa kita terkabul.... Salam sukses bu

12 Jul



search

New Post