MASJID-MASJID DI KOTA MADINAH
MASJID-MASJID DI KOTA MADINAH
Tujuan utama berada di kota Madinah adalah melaksanakan ibadah salat arbain atau melakukan salat wajib 40 waktu di Masjidil Nabawi tanpa terputus.
Namun kedatangan ke kota ini juga dimanfaatkan untuk berziarah ke tempat-tempat bersejarah dan melihat kota ini dari dekat.
Pada hari Rabu 17 Juli 2019, jemaah kloter 7 Embarkasi Padang berkesempatan untuk berjalan-jalan di kota Madinah. Kami berkesempatan untuk melihat makam Baqi dari kejauhan (karena yang bisa memasuki area makam hanya jemaah laki-laki), perkebunan kurma yang membuat kami puas mencicipi aneka jenis kurma dan puas berbelanja makanan kecil khas Arab Saudi. Dan berkunjung ke berbagai masjid bersejarah.
Selain masjid Nabawi, masjid pertama yang kami kunjungi adalah Masjid Qiblatain. Padamulanya masjid ini dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah karena dibangun di tanah bekas rumah Bani Salamah. Masjid ini merekam peristiwa perpindahan arah Kiblat pada tahun kedua hijrah. Saat Rosulullah sedang melaksanakan salat menghadap ke Masjidil Aqso di Palestina. Lalu turunlah perintah mengubah arah kiblat ke Masjidil haram di Makkah, yang tertulis dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 144. Masjid ini berkapasitas 2000 jemaah serta memiliki dua menara dan satu kubah. Sayangnya kami tidak diberi kesempatan untuk melakukan ibadah salat di masjid ini.
Masji berikutnya adalah Masjid Quba. Masjid ini merupakan masjid pertama yang dibangun Rosulullah pada tahun pertama hijrah atau sekitar tahun 622 Masehi. Masjid ini dinamakan Quba karena dibangun di daerah Quba atau wilayah Hijaj sekitar 5 kilometer arah Tenggara kota Madinah. Pembangunan masjid ini terekam dalam Alquran surat At Taubah ayat 108. Masih ini berkapasitas 20.000 jemaah, memiliki 19 pintu dengan 3 pintu utama. Di dalam masjid tergantung indah lampu kristal dan bentangan karpet hijau seperti yang terbentang di taman Raudhah.
Masjid yang paling utama tentu saja adalah masjid Nabawi. Masjid ini dibangun di tempat pemberhentian unta Rosulullah saat pertama kali hijrah ke Madinah. Pertama kali dibangun masjid ini hanya memiliki luas 50 X 50 Meter persegi. Masjid ini memiliki ikon kubah berwarna hijau yang dibangun pada tahun 1279 Masehi oleh Sultan Mamluk. Bagian ini merupakan rumah Ummul mukminin Aisyah. Kubah ini beberapa kali mengalami renovasi dan baru dicat hijau pada tahun 1837 sampai sekarang. Saat ini masjid ini memiliki luas 100.000 meter persegi, terdiri dari dua lantai serta memiliki 10 pintu utama yang berukuran 6 X 3,2 meter. Masing-masing pintu memiliki nama yang berbeda. Untuk jemaah wanita pintu utamanya bernama An Nissa. Dan memiliki 42 pintu lainnya dengan ornamen yang sangat indah. Kapasitas masjid ini adalah 600.000 hingga 1.000.000 jemaah pada musim haji. Pada bagian dalam masjid ini ada taman Raudhah (akan dibicarakan di bagian lain) dan memiliki 3 mihrab yaitu mihrab untuk memimpin salat, mihrab Suleymaniye (dipergunakan oleh imam Hanafi) dan Mihrab Imam Maliki.
Sementara di bagian luar masjid ini memiliki 10 menara dengan ketinggian 105 meter dengan ornamen bulan sabit di bagian atasnya. Menara ini memancarkan bsinar laser ke arah Makkah sebagai petunjuk arah Kiblat. Lalu terdapat ikon masjid Nabawi berupa payung-payung raksasa yang dibangun pada tahun 2010 oleh jasa arsitek SL. Reach yang merupakan kerjasama perusahaan Jerman dan Jepang. Jumlah payung ini adalah 235 unit, 12 diantaranya terdapat di dalam masjid. Keistimewaan payung ini juga terletak pada fungsi pita biru yang terdapat di pinggiran payung yaitu menurunkan suhu di bawah payung 8 derajat Celcius lebih rendah daripada suhu di sekitarnya.
Sungguh aku terkesima dengan keindahan yang terdapat di tanah suci Madinah ini. Aku tahu ini belumlah seberapa, karena sungguh Allah-lah sang pemilik keindahan, yang merancang begitu sempurna... Apalagi nanti keindahan yang Allah peruntukan bagi hamba-Nya yang bertakwa nanti di alam akhirat.
Sungguh hanya pada-Mu segala puji pantas tercurah ...
Bersambung
#Tagur hari ke 189


Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Memoriam yang indah. Sehat dan sukses selalu Bu cantik
wow..Juli 2019, terakhir sebelum Corona meledak. Saat ini ,suasana jadi berbeda ya, bu. Apalagi Masjidil haram dgn kapasitas 2 ribu jamaah, skrg jd sepi...lanjutkan, bu
Makasih supportnya Pak... Senang rasanya Bapak menyempatkan waktu membaca tulisan saya.
Kereen Dinda ssh mdnis memoarnya
Mf salah ketik gegara jempol besar. Mksdnya sdh menulis memoar hajinya. Saluuut.
Iyo yunda .. sebenarnyo sudah di tulis dalam bentuk novel tapi tetap Bae menuliskannyo lagi... Dan lagi, efek rindu nih
Catatan perjalanan yang sangat menyentuh... Jadi rindu ingin ke tanah haram lagi... Keren bund... Sukses selalu
Aamiin.... Semoga ibu juga selalu sehat dan sukses
Sungguh perjalanan religius yang menyuguhi tempat ibadah yang indah bunda. Salam sukses selalu.
Alhamdulillah Bu.... Salam sehat dan sukses selalu buat ibu