SETETES AIR MATA
SETETES AIR MATA
Setetes air mata luruh
Saat hati mulai melipat luka
Lalu membawanya menyelusuri
perjalanani Jiwa yang lelah
Setetes air mata luruh
Kala cinta harus rebah
Kembali menunggu waktu
Saat cinta-Nya akan memeluk
Satu persatu pelengkapj jiwaku
#Tagur hari ke 152
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi
Makasih Pak
Setetes Air Mata, sebuah puisi yang menarik. Sukses selalu, Bu.
Makasih Pak Edi... Salam sukses
Keren puisinya, Bu. Salam sukses selalu.
Makasih Bu Yuria
Wow..puisi yang melankolis..ternyata jiwa ibu halus dan lembut..setetes air mata atas nama cinta yang rebah...apik maknanya
Makasih Pak... Ungkapan rasa saat harus kehilangan ayah kedua (adik dari ayah kandungku) salam sukses Pak.