Risda Zuraida

Risda Zuraida, wanita berdarah Aceh asli, terlahir sebagai anak sulung dari enam bersaudara di Samalanga, pada bulan November 1975. Melewati masa kecilnya dan m...

Selengkapnya
Navigasi Web
Dari Kepala Turun Ke Jempol

Dari Kepala Turun Ke Jempol

Perkembangan teknologi menyebabkan terjadinya pergeseran banyak hal dalam kehidupan. Demikian juga dalam dunia penulisan, budayanya ikut berubah dan berkembang. Menulis yang pada awalnya mengandalkan kepiawan dan motorik tangan. Dalam perjalanannya secara bertahap berpindah ke perangkat mesin. Diawali dengan penemuan mesin tik, selanjutnya berkembang pada personal komputer, laptop/notebook, dan kini tiba pada masa penggunaan media telepon pintar.

Tentu semakin ke sini, perangkat-perangkat itu semakin memudahkan dan meringkas waktu. Jika menggunakan komputer harus dilakukan di tempat yang khusus karena ukuran dan perangkat kerasnya.

Sementara laptop atau telepon pintar tentu lebih fleksibel karena dapat dilakukan dimana saja, asalkan perangkat terisi dengan daya. Saat ini kehadiran telepon pintar sangat sangat membantu orang-orang yang mobilitasnya tinggi dalam aktivitas keseharian.

Kehadiran perangkat canggih ini sangat mendukung kreativitas para penulis. Pekerjaan menulis menjadi lebih cepat selesai. Didukung pula dengan tersedianya koneksi internet. Sehingga pencarian referensi menjadi lebih cepat dengan menggunakan mesin pencari semudah mengetik kata kunci.

Terkait dengan perangkat, masing-masing penulis berbeda kondisinya. Ada yang masih nyaman dengan komputer personal atau laptop. Sebagian penulis kekinian bahkan lebih nyaman dengan perangkat telepon pintarnya, karena jika ada ide yang terlintas, bisa langsung dituliskan agar ide tidak menguap dan keburu hilang.

Aku pun termasuk pada golongan yang merasa nyaman dengan telepon pintar untuk menuliskan ide. Aku merasa jempol lebih cerdas dalam menerjemahkan ide yang berseliweran di dalam kepala. Jika nanti butuh pengembangan ide dengan referensi untuk memperkuat materi tulisan, baru akan pindah ke laptop.

Beberapa kali aku mencoba menulis dari awal dengan laptop, rasanya seperti sulit dan buntu. Padahal dalam keseharian, hampir semua pekerjaanku tidak lepas dari laptop. Hanya saja untuk menuangkan ide awal, aku merasa sedikit kesulitan. Bisa jadi karena dari awal mencoba-coba menulis aku menggunakan telepon pintar. Jadi sudah sangat chemkstry antara jempol dan keypad. 😂😂

Untuk apa yang aku rasakan ini, iseng aku coba buat survey kecil-kecilan di akun facebook, untuk mengetahui bagaimana kawan-kawan yang terbiasa menulis, terutama di media sosial, untuk menuangkan ide awal mereka.

Aku mengajukan pertanyaan sederhana, "lebih nyaman mana bagi kawan-kawan, menuangkan ide, dari kepala turun ke keypad (telepon pintar) atau dari kepala turun ke keyboard (komputer PC/laptop). Jawabannya sangat beragam ternyata.

Berikut jawaban kawan-kawan atas survey sederhana yang aku lakukan.

• Dari keypad turun ke keyboard kakak.. Ketik dulu di hp nanti copas ke laptop, kembangkan hehe. *teori

• Dari otak ke keyboard kak..

• Keypad kak 🤣 kalo sudah ikut sagusabu pasti ke keyboard ya..hehehe semangat kak!

• Kalo sy dari kepala turun ke keyboard kak

•Secara keilmuan,kl tulis tangan,maka kerja otak kita lebih optimal dibandingkan pake alat bantu,kata teori bgtu

• Kalo dakuh lebih nyaman ngetik di hp.. Hahha..

*emak zaman now.

• Dulunya lebih nyaman ke keyboard buk. Tapi sekarang karena terpaksa, udah mulai terbiasa ke keypad 😁😁

• Kalau ina di HP lebih ngalir, Napa ya..

• Lebih suka keyboard mengalir bebas 😊

• Klu saya lbh mudah ke buku atau kertas. :-D :-D :-D

#ga kekinian banget

Dari jawaban yang diberikan kawan-kawan ada lima orang yang merasa nyaman dengan HP, tiga orang nyaman menulis dengan komputer personal/laptop dan dua orang merasa nyaman menulis dengan tangan. Luar biasa, angkat topi buat mereka yang punya kesabaran luar biasa, disaat serba digital seperti ini mereka masih nyaman menggunakan tangan.

Untuk tetap mempertahankan produktivitas dan konsistensi menulis, masing-masing orang memang harus menemukan kondisi yang paling membuatnya nyaman. Termasuk pemilihan perangkat dan sarana menulis.

Jika telah menemukan kenyamanan dalam menulis, tidak ada yang yang dapat menghalangi ide-ide brilian yang siap untuk dikembangkan menjadi tulisan berkualitas.

Karenanya... segera temukan kenyamanan, warnai dunia dengan ide dan tulisan. Menulis adalah ikhtiar membangun prasasti kehidupan, sebagai media untuk memperpanjang usia dan kemanfaatan pada semesta.

Salam literasi

Ahad pagi, dari kaki bukit barisan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Yang penting nyaman.

26 Nov
Balas

Siyap pak...

26 Nov



search

New Post