Risda Zuraida

Risda Zuraida, wanita berdarah Aceh asli, terlahir sebagai anak sulung dari enam bersaudara di Samalanga, pada bulan November 1975. Melewati masa kecilnya dan m...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pahami Gaya Belajarnya

Pahami Gaya Belajarnya

Bulan Nopember ini, anak-anak sudah memasuki ujian akhir semester. Demikian juga Hanif (9) kelas 4 MIT. Besok jadwal ujiannya hari pertama. Pelajarannya adalah tematik dan bahasa inggris.

Hanif termasuk salah satu anak dengan gaya belajar visual auditory. Kalau membaca buku, senang sama yang banyak gambarnya. Hingga saat ini mayoritas buku bacaannya berbentuk komik. Karena lebih banyak gambar dibanding tulisan.

Sore tadi, Hanif menunjukkan materi ujian akhir semesternya. Untuk bisa mengerjakan latihan soal, tentu harus membaca dan memahami materi lebih dulu. Mengajak Hanif membaca buku pelajaran juga menjadi tantangan tersendiri. Karena kondisi di atas tadi. Terlalu banyak tulisan.

Untuk tema sains materinya seputar sungai dan sumber energi. Alih-alih meminta Hanif membaca bukunya, saya mengajak Hanif untuk menggali pengetahuannya tentang sungai, lewat gambar tentunya. Mulai dari hewan dan tumbuhan apa saja yang ada di sungai, serta manfaat sungai bagi kehidupan manusia. Hanif mengingat lagi sungai-sungai yang pernah dilihat atau didatangi serta membayangkan kondisi di sekitar sungai.

Saya tidak begitu yakin apakah yang dipelajari Hanif akan menjadi soal ujiannya besok. Yang penting buat saya, Hanif bisa memahami banyak hal tentang sungai, mengembangkan imajinasi serta tidak text book.

Ternyata, melalui ingatan dan imajinasinya Hanif mampu menginventarisir hewan apa saja yang ada di sungai dan manfaat sungai bagi manusia. Cara belajar seperti ini membuat Hanif lebih memahami materi. Dari pada sekedar dihafalkan, kemudian setelah ujian berakhir hafalan memudar bahkan lenyap tidak membekas.

Ketika guru dan orang tua mampu menemukan cara belajar anak, dengan sendirinya anak akan termotivasi untuk belajar. Hal ini harus dipahami oleh orang tua dan guru. Terkadang anak bukanlah malas, tapi cara belajarnya tidak sesuai dengan tipikal diri si anak. Mengetahui gaya belajar anak, akan membantu orang tua dan guru memfasilitasi anak belajar.

Setiap anak adalah pembelajar sejati. Karena fitrah belajar yang sudah Allah instalkan didalam diri sang anak. Menurut Ustadz Harry Santosa dalam bukunya Fitrah Based Education, Fitrah belajar tumbuh paripurna pada rentang usia 7-10 tahun. Inilah masa anak-anak dibangkitkan gairah belajarnya, bukan dijejalkan dengan seabrek materi. Anak bukanlah kertas kosong. Mereka telah membawa potensi di dalam dirinya yang harus digali dan eksplor oleh para pendidik. Agar proses belajar benar-benar berkesan dan anak bahagia menjalaninya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Makasih artikelnya cuma kurang detail.

29 Nov
Balas

Makasih artikelnya cuma kurang detail.

29 Nov
Balas



search

New Post