Risfanelti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Lembaran sobek

Penghujung 2006 terasa menjadi puncak kebahagiaan bagi saya dan keluarga. Perjuangan pendidikan bagi seorang anak petani yang berstatus single parent bukanlah hal yang mudah. Namun perjuangan yang berdarah darah mengantarkan saya menjadi seorang sarjana yang saat itu masih menjadi impian banyak orang.

Bagi ibu saya berjuang demi sebuah pendidikan adalah harga diri yang mesti dipertahankan untuk bekal masa depan yang tak lapuk dihantam hujan yang tak lekang di tempa panas. Hingga gelar sarjana yang tersemat di pundak saya memberikan kebahagiaan yang tidak mampu terkatakan. Berjuang ditengah ketiadaan ternyata menempa mental juang saya. Selepas tamat pendidikan tingkat menengah atas yang saya selesaikan di pondok pesantren Padang Panjang hingga pendidikan diperguruan tinggi, tak sekalipun yang saya menghabiskan waktu tanpa bekerja dan mencari penghasilan. Mulai menjadi tenaga honorer di Taman kanak kanak, mengajarkan les dan privat dari pintu ke pintu hingga menjadi penyiar radio. Bahkan di tengah tengah kesibukan mengumpulkan pundi pundi koin untuk belajar sebuah kemandirian ternyata tidak menghalangi kesibukan saya untuk aktif di organisasi sosial, masyarakat dan kepemudaan. Kesulitan dan romantika masa muda tersebut membentuk saya menjadi seorang yang tak pantang menyerah dengan keadaan. Saya teringat ketika diawal 2005 pemerintah melakukan pendataan terhadap tenaga honorer yang ada di lembaga pendidikan baik di bawah naungan kementerian agama maupun kementerian pendidikan Nasional. Dengan penuh semangat sayapun ikut mengumpulkan segala administrasi yang dibutuhkan. Meskipun pada tahun tersebut saya belumlah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Saat itu saya tidak mengerti dan hampir dikatakan tidak begitu peduli untuk apa pendataan tersebut diikuti. Setelah pendataan selesai kehidupan berjalan seperti biasa. Empat tahun berlalu saya hampir melupakan moment itu dan terus bekerja dengan berbagai ptofesi yang dijalani. Tahun 2009 saya mengakhiri masa lajang dan memulai perjuangan gaya baru dengan pasangan yang berbeda profesi. Ternyata rahasia hidup seorang manusia memang mutlak ditentukan Allah. Akhir 2009 kemenag kabupaten Solok mengirimkan kepada saya sebuah surat tugas ke Padang untuk menghadiri pertemuan dengan Kepala kantor wilayah kementerian agama Sumatera Barat. Dan pertemuan tersebut menjadi pertemuan yang tidak akan terlupakan seumur hidup. Karena saat itulah hidup saya berubah. Seorang perempuan yang dilahirkan dari rahim seorang ibu dengan keserhanaan , pada akhirnya mendapat reward dari Allah melalui kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah untuk menjadi bagian dari proses pendidikan di Indonesia dengan legalitas dan jaminan hidup yang jelas. Pertualangan dalam dunia pendidikan dimulai pada akhir tahun ini. Welcome to Talang Babungo Desember 2009 selembar surat yang diberi nama SK CPNS membawa langkah kaki saya ke Talang Babungo. Sebuah negeri yang jauh dari pusat kota Solok. Alam Talang Babungo yang asri dan sejuk membuat saya bertahan untuk bercengkrama dengan masyarakat yang ramah. Disinilah kecintaan saya dalam dunia pendidikan menjadi suatu hal yang sangat menakjubkan. MTsN Talang babungo memberikan saya kesempatan menjadi seorang guru yang dicintai anak anak yang memiliki orientasi masa depan yang jelas. Wajah wajah polos nan manis seringkali menatap saya dengan penuh harap ketika saya mulai mengajak mereka berkomunikasi dengan bahasa inggris yang menjadi kualifikasi pendidikan saya. Mereka memiliki impian masa depan yang ternyata dikemudian hari menjadi bagian dari hidup mereka. Tujuh tahun berlalu..Talang Babungo mesti saya tinggalkan dan melanjutkan pertualangan disebuah negeri yang memberikan pesona berbeda dikehidupan saya. Welcome to Alahan panjang. MTsN Lembah Gumanti. Saya ingin bercerita sedikit tentang tempat ini Pertama kali saya datang di daerah ini saya menyempatkan diri untuk melihat sekeliling. Sejauh mata memandang penglihatan saya dimanjakan oleh hamparan kebun dan ladang petani yang membuat saya sempat berfikir untuk ikut menjadi bagian dari para petani tersebut dan menikmati aroma hasil kebun setiap hari. Namun setumpuk buku mengembalikan ingatan saya akan puluhan mata yang menunggu sapaan saya. Ternyata saya masih menjadi lakon dalam dunia pendidikan. Empat tahun berlalu dikota ini....segala romatika kerja dan karier memberikan pengalaman berharga dihidup saya. Apapun kisah yang ingin di tuliskan.saya hanya ingin menyampaikan bahwa saya menikmati hidup dengan segala rasa syukur yang dianugrahkan sang pencipta kepada saya sebagai manusia seutuhnya.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantap kak..lanjutkan

01 Feb
Balas



search

New Post