Riska cahyati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bukan tak bisa

Bukan tak bisa

Siang ini seperti biasa aku akan mengajar Prakarya dikelas 8.4. Yang membuat ini tak biasa adalah kami akan praktik membuat makanan setengah jadi dari bahan serealia. Bukannya kami mengebut materi untuk semester ini, tapi ini adalah jalan tengah yang diambil agar dapat mengambil nilai keterampilan untuk bahan makanan. Mengingat sebulan lagi kita akan puasa Ramadhan disepakatilah untuk memajukan materi ini.

Ketika bel masuk berbunyi, kulangkahkan kaki menuju kelas yang ada dilantai 2. Agak terkejut, kudapati seluruh siswa sudah memenuhi kelas dengan beberapa bungkusan diatas beberapa meja. Biasanya beberapa dari mereka akan terlambat dengan alasan melaksanakan Sholat Dzuhur di Mushola Sekolah. Tak ingin berlama-lama, setelah kujelaskan kriteria penilaian kupersilahkan mereka bekerja berdasarkan kelompoknya masing-masing. Tak butuh waktu lama, setelah 45 menit beberapa makanan sudah terhidang diatas mejaku. Ada puding jagung, jasuke, bolu jagung, roti bakar, lepat pisang, dan cocokrunch coklat.

"Silahkan duduk dan tunggu nama kalian untuk menyicipi makanan ini" Beberapa siswa kusuruh menyediakan 2 meja dan 4 kursi didepan kelas. Dan makan siang kali ini dimulai dari 4 siswa yang dipanggil acak. Kulihat mereka makan dengan lahapnya, menikmati buatan temannya secara bergantian. Namun sayang, masih ada rasa ingin dilayani dari siswa dikelas ini. Bukannya mereka tak bisa membuang sampah yang mereka buat sendiri. Disisi lain ada juga yang berlama-lama duduk meskipun temannya sudah memanggil namanya untuk bergantian kursi dengan yang lain. Sesekali kudapati beberapa anak yang sudah duduk didepan maju untuk mencoba kembali apa yang masih ada diatas meja.

15 menit sebelum pulang makanan itu sudah habis, hanya menyisakan sampah yang masih tersisa diatas meja. "Sudah kenyang?" Tanyaku dijawab koor panjang dari mereka "Sudah buk", "Alhamdulillah buk", diiringi celotehan lainnya "Minggu besok buat lagi ya buk" dan lainnya. Kulihat seluruh kelas hingga mereka terdiam dengan sendirinya. " Liat gak apa hasilnya?" Kupancing perhatian mereka pada meja yang berantakan sisa makanan. "Dengan sangat menyesal penilaian hari ini hanya bagus saat pengolahan saja tapi tidak dipraktik makan" ujarku lagi "Kalian tak membersihkan sampah kalian, tak menghiraukan tata cara makan yang benar, dan lebih parahnya kalian tak memikirkan teman yang lain yang dipanggil sesudah kalian" semua terdiam mendengarkan "Sabar nak, itu yang mau kita praktekkan hari ini. Tapi dikarenakan ketidak sabaran kalian, kalian tak bisa antri menunggu nama kalian dipanggil. Bukankah kalau makanan itu rezki kalian maka tak perlu berdesakan hingga berserakan seperti yang ada didepan" Beberapa anak perempuan maju mendekati meja dan membersihkan sisa makanan yang berserakan. Menunggu waktu pulang kuperingati mereka untuk tidak mengulangi lagi kejadian ini. Cukup ini menjadi pelajaran pertama dan terakhir.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post