Riska cahyati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pahami aku (part 2)

Part 2

Sedih rasanya melihat mami berurai air mata sementara ia tetap melanjutkan pekerjaan rumahnya. Rasanya ingin kuhapus air mata itu tapi aku tak tahu bagaimana caranya. Beberapa kali pernah kutanyakan perihal ia menangis, namun mami selalu mengelak dengan bertanya balik seputaran sekolahku. Hingga aku tak tahu sebenarnya apa yang membuat mami bersedih.

Akhir-akhir ini sering kulihat mami termenung didapur. Matanya menerawang entah kemana. Saat kutanya ia mulai sibuk dengan barang-barang yang ada didepannya. Pernah sekali mami menggoreng ikan hingga asap memenuhi dapur namun ia baru tersadar saat papi mengejarnya hingga kedapur. Aku bisa apa? Bahkan untuk menyelesaikan pekerjaan sekolahku saja masih dibantu. Sebesar apapun keinginanku meringankan kesedihan mami selalu ditolaknya. Smoga Allah mendengar do'aku disetiap sujud untuk meringankan penderitaan mami, aamiin...

Pagi ini aku terlambat bangun, akibatnya akupun terlambat sampai disekolah. Jam ditanganku menunjukkan pukul 7.10 ini artinya kegiatan imtaq sudah dimulai 10 menit yang lalu. Bersamaku ada 5 orang kakak kelas yang juga bernasib sama dihadapan guru piket. Apes pagi... Dari meja piket kami diarahkan menjumpai walikelas untuk meminta surat panggilan orang tua. Tentu ini akan menambah beban orangtuaku ketika menerima surat ini. Terbesit fikiran untuk mendiamkan saja surat ini ditas ku saja agar kesedihan mami tak bertambah karna ulahku.

Salah tingkah ku menghindari mami sepulangnya dari sekolah. Akhirnya daripada harus berhadapan dengan mami aku mengurung diri dikamar saja sampai akhirnya mami mengetuk pintuku sesaat sebelum azan isya. Sebisanya ku buat wajah netral didepannya seolah-olah tak terjadi apa-apa. Usahaku buyar tatkala mami bilang ia akan kesekolah jam 9 besok pagi. Tak dapat ku tahan lagi, sontak kupeluk tubuhnya dan menangis dihadapannya. "Maafkan abang mi, abang menyesal. Abang janji gak akan terlambat lagi" ujarku berkali-kali namun wajah mami tak berubah. Kulihat senyumnya yang tenang menyejukkan hatiki dalam isak tangis. Malam itu menjadi malam yang panjang dimana aku dapat meluahkan semua perasaanku pada mami. Hingga akhirnya kami berurai air mata sambil berpelukan. Hal yang telah lama tak aku lakukan bersama orang tercantik yang aku sayang...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post