Sebetulnya dari tadi malam siabang kusuruh mengerjakan PRnya. Namun berbagai alasan ia mengelak untuk membuka bukunya. Mungkin juga karena lelah baru pulang sekolah ia tak berminat membuka tasnya. Lama kubujuk namun tetap tak mempan merayunya. Walhasil, pagi ini aku dan suami membuat privat mengajar matematika kilat untuk siabang.

Setelah sholat subuh dengan mata yang masih mengantuk dibukanya juga LKS tema 5. "Payah PRnya nda, gak ngerti abang do. Ibuk tu disalah-salahkannya punya abang, pertamanya betul abis tu disalahkannya" panjang lebar abang menceritakan kejadiannya dikelas kemarin pasal latihan yang tidak selesai. Meski dengan muka cemberut dilihatkannya juga LKS itu pada ayahnya. "Ini yah" sambil menunjukkan bukunya. Ternyata ini tentang ukuran, meter dan sentimeter.

Sambil melihat buku abang, ayah mengangguk-angguk paham apa yang akan diajarkannya. Perlahan dan berulang-ulang akhirnya suamiku menjelaskan perubahan yang terjadi bila meter akan dikalikan 100 bila ke sentimeter. Hampir satu setengah jam mereka mengerjakan soal yang disalahkan kemarin, sampai akhirnya abang paham tentang perpindahan meter ke senti meter ini. Sesekali aku ikut menambahkan sambil tanganku tetap melipat pakaian.

"Paham bang" tanya suamiku untuk memastikan putra sulung kami mengerti akan PRnya. Sambil mengangguk ia mengumpulkan kembali buku dan alat tulisnya masuk kedalam tas. "Jadi bukan karena guru abang mau nyalah-nyalahin kerja abang ni, tapi memang yang abang buat salah. Jadi tolong diperbaiki aja ya bang, jangannya marah disalahin gurunya" tambahku lagi menceramahi abang "iya bun" jawab siabang sambil tersenyum malu. Sambil mengajar, sesekali suamiku mengomentari tulisan abang yang masih asal-asalan besarnya. Penulisan angka yang dominan dimulainya dari bawah juga tak luput dari komentar suamiku.

Setelah merapikan bukunya akhirnya ia langsung sarapan. Bisa jadi ini efek kelaparan setelah belajar saat terbangun dari tidur dipagi hari.