Riska Mutiara

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

APEL MERAH PAHIT

Innalillahiwainnailaihirojiun, "Bermula dari Allah dan akan kembali pada Allah ".

"Tak selamanya apel merah itu manis jika hati merasa teriris".

Mungkin itulah ungkapan yang sesuai untuk dua sahabatku yang hari ini sedang mengalami hari paling menyakitkan dalam kehidupannya. Bertepatan dengan peringatan Isra Mi'raj Baginda Nabi Muhammad saw, mereka diuji kembali oleh Sang Maha Kuasa.

Tetiba dikagetkan sebuah pesan dari messenger facebook yang berisi berita kematian seorang suami dari sahabat baik suamiku pagi ini. Terperanjat, tak percaya tubuhku merespon dengan gerakan spontan : "Innalillahiwainnailaihirojiun, Astagfirullohaladzim, Yah.... Ayah.... suami Teh".... "pupus ( meninggal )". Suamipun terperanjat kaget.

Tak menyangka sedikitpun, di usia yang masih muda dan sehat tiba tiba kabar kematian pun tiba. Kami hanya termenung, hening dan membeku.

Tanah merah bertabur bunga bunga indah, sekerumunan orang berdo'a. Hanya 3 orang dihadapanku yang membuatku melayang , lemas tak berdaya. Membayangkan betapa hancurnya perasaan seorang istri dengan dua orang anak yang usianya seumuran dengan anak anakku ditinggalkan suami untuk selamanya.

Tak hentinya tangan ini mengusap butiran deras membasahi pipi, ingin ku memeluk mereka namun apa daya kerumunan orang terlalu banyak kemudian mereka berlalu dari hadapanku.

Tiba di rumah duka kami masih menunggu antrian untuk menyampaikan bela sungkawa padanya, kami pun bersabar dan akhirnya tibalah pula giliran kami.

Ketika orangtuanya memberikan pesan pada suamiku, memeluknya sambil menumpahkan semua kepedihan, kulihat dia menangis. "Persahabatan yang indah", gumamku.

Di perjalanan pulang, kutatap anak bungsuku yang di bonceng ayahnya. Karena kami membawa dua motor yang berbeda. Butiran hangat itupun kembali meleleh saat dalam benak terpikir yang bukan bukan. " Siapakah yang akan ENGKAU panggil duluan diantara kami ya Rabb, jika aku giliran pertama yang ENGKAU panggil, sempatkan aku berbuat sesuatu yang akan membuat mereka mengingatku dalam kebaikan. Selintas terbayang, BUKU? Ya hanya buku berisi tulisanku yang mungkin bisa mengobati kerinduan jika kelak aku pergi". Gumamku dalam perjalanan menuju ke rumah.

Tiba di rumah, sahabatku sudah menunggu di depan pintu, kemudian kami bercerita satu sama lain. Cerita yang berbeda namun penuh dengan pelajaran. Fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan, begitulah tajamnya lidah manusia ketika pikiran negatif menguasai hati dan pikiran. Ketika kami sedang bertukar pikiran sambil makan apel, tiba tiba dia bertanya: " bu kok apelnya pait ya? ". Lalu kucicipi apel itu dan rasanya tidak pahit sama sekali.

Catatanku, 24042017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

wow, kereeen. tulisannya mengalir lancar, lunyu, dan crispy. enak banget dibacanya

24 Apr
Balas

Kerenn banget ceritanya dikk...

24 Apr
Balas

Alhamdulillah, aamiin, makasih pa leck dan bu dati, you are both my inspiration

24 Apr
Balas



search

New Post