Riski

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Aku yang Kurang Ajar

Kabut pagi ini cukup pekat, mengikat deduanan yang tertangkup menahan tetesan embun. Hembusan angin kuat menabrak kulit-kulit tipis di ujung-ujung jariku. Mataku nanar, menatap setiap gerakan awan yang berarakan membantuk sebuah parade kemenangan. Kemenangan atas takluknya dewa Zeus dalam mitologi yunani untuk menurunkan air hujan. Pukulan rintik hujan menantang kaca bus mini berwarna oranye yang membawaku seakan hilang. Ya, hari ini aku hilang di antara pikiran-pikiran yang berkecamuk di seiap ganglion syaraf otak. Apa yang aku pikrikan? Setelah Tuhan menuntun langkah kaki ini ke beberapa Negara di kawasan Asia Timur, China, Jepang dan sekarang Korea. Aku menyadari bahwa aku selama ini telah sangat kurang ajar pada generasi emas bangsa Indonesia. Aku yang telah memilih profesi menjadi pendidik ini, setiap hari mencekokkan ilmu-ilmu yang begitu banyak untuk mereka, bahkan kadang mereka mengorbankan waktu bermain mereka hanya demi aku, dan segala permintaanku. Bayangkan saja, setiap satu jam pembelajaran 1x35 menit mungkin aku bias menyesakkan mereka dengan beberapa konsep pengetahuan yang mungkin barangkali saja esok mereka tidak akan membutuhkan pengetahuan itu. Tapi aku memaksa mereka dengan sekumpulan alat evaluasi yang menghantui mereka. Belum lagi aku selalu membawa istilah kriteria ketuntasan minimum (KKM), gila ya aku…..! Mereka akan terus menjatuhkan hukuman bagi diri mereka sendiri dan kadang tanpa mereka sadari ketika mereka tidak mampu menggapai kriteria-kriteria yang dibuat olehku. Jahat bukan aku! Mereka akan selalu mengatakan gagal pada diri mereka ketika mereka tidak mampu menjangkau kriteria-kriteria yang menjadi tuntutanku. Padahal mereka kan harusnya kita tanyai sebatas apa kriteria yang ia mau punyai karena mereka kan beda. Kurang ajar kan aku! Kenapa aku tidak mau berkaca dengan negeri Sakura, di mana anak-anak dibiarkan tumbuh dan bermain. Di mana setiap satu jam pembelajarannya 1x40 menit hanya sedikit sekali pengetahuan yang diberikan kepada mereka. Tapi mereka menjadi anak yang maju bukan? Kenapa aku tidak bercermin dengan negeri gingseng, yang setiap pembelajarannya hanya akan diisi dengan materi yang sedikit selebihnya adalah kegiatan pengembangan bakat. Kenapa anak di sini berangkat pagi pulang sore dan masih gembira? Kenapa di sekolah kita saat full day school, anak-anak terlihat sekali lelah dengan aktivitasnya. Apa yang salah? Aku tidak mau mencari kambing hitam. Aku hanya melihat diriku yang paling kurang ajar. Aku hanya mengikuti pemikiran orang-orang, kalau anak yang pintar adalah anak yang memiliki nilai jauh melambung di atas KKM yang aku buat. Aku yang kurang ajar! Picik memikirkan bahwa dengan cara itu, mereka, anak-anakku mendapat nilai bagus sehingga mereka akan bertahan dalam kompetisi yang diadakan sistem di negaraku. Ya, sebuah kompetisi yang kadang membuat anak-anak lupa akan kekanak-kanakannya. Mereka harus berjuang untuk menjadi terbaik, masuk sekolah favorit, menerima penghargaan, menerima piala atau semuanya yang membuat mereka lupa, kalau mereka hanya anak-anak yang butuh bermain. Aku yang kurang ajar! Ketakutan melawan sistem yang begitu kokoh, sehingga harus merelakan diri teseret dalam putaran arus sistem yang kadang sungguh memuakkan. Padahal kadang sebagian persen keberhasilan anak-anakkuadalah ditanganku. Aku lupa kadang aku harus mengajari mereka melawan sistem sehingga mereka bisa menemukan apa yang sejatinya mereka cari dalam kehidupan ini. Aku yang kurang ajar! Menjadi pendidik namun tak mampu mendidik dengan hati. Sungguh aku yang kurang ajar. Mungkin jika dibandingkan anak-anakku tak kalah cerdasnya dengan anak-anak di China, Jepang ataupun Korea Selatan. Atau bahkan lebih! Ya kan? Okcheon-Haenam, 13 September 2018
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sukses selalu dan barakallah

02 Nov
Balas



search

New Post