RAHASIA ARMAN
RAHASIA ARMAN
Oleh : Riskiyah Syah
Tio mengendap-endap dari balik pintu kelasnya. Ia Sengaja ingin membuat kejutan kepada Arman.
"Darr. ....", suara Tio lantang.
Arman kaget ia hampir saja terjatuh.
"Arman, mengapa kamu selalu bersedih? Tidak ada uang jajan, ya", kata Tio setelah menepuk bahunya dari belakang. Kemudian Tio merangkulnya. Tanda persahabatan mereka.
Maklumlah, Arman adalah anak satu-satunya dari keluarga yang sederhana. Keadaan ekonomi orang tuanya yang sekarat membuat suasana harmoni orang tuanya tak ia rasakan lagi. Hari-hari yang ia lewati, selalu rasakan dan melihatnya sendiri dengan keadaan ayah dan ibunya yang selalu bertengkar.
Puncaknya, bulan kemarin, kedua orang tuanya bercerai.
Arman memilih tinggal bersama ibunya. Ia membantu ibunya setiap pulang sekolah mencari barang rongsokan.
"Sabar, Arman", kata Najla yang baru saja nimbrung bersama mereka.
Tampaknya, mata Arman berkaca-kaca.
Sepulang dari sekolah Arman mencari barang rongsokan. Namun hari ini tak seperti biasanya. Arman berkeliling cukup lama, Arman baru pulang hingga larut malam . Ia berharap hari ini ia dapat uang yang banyak untuk di berikan kepada ibunya, agar ia senang. Namun semua itu jauh dari perkiraan Arman.
Arman menatap uang yang ada di tangannya. Hanyalah selembar uang sepuluh ribu rupiah. Namun, Arman tetap bersyukur karena ia ingat pesan ibunya bahwa rejeki itu harus di syukuri baik sedikit atau banyak.
Sesampainya di rumah, Arman mengucapkan salam dan tak ada yang jawab salamnya.
" Ibu.....!" Panggil Arman
Karena ibunya tak menjawab. Arman segera masuk kedalam rumahnya.
" Ibu......!" Arman berteriak saat melihat ibunya terkapar tak berdaya didepan pintu kamarnya.
" Tolong, tolong, tolong!" . Arman berteriak
Arman segera memeluk ibunya sambil menangis. Arman tak tega melihat tubuh ibunya yang sedang dalam keadaan terkapar tak berdaya, karena selama ini ibunya yang sering sakit-sakitan. Dan akhir-akhir ini, ia harus bekerja menjadi buruh cuci demi menyambung hidupnya.
Arman segera mengambil minyak kayu putih, ia mengusapkannya ke sekujur tubuh ibunya. Setelah itu ibunya siuman. Ibunya berkata kepada Arman bahwa ia hanya kecapekan saja. Arman sedikit lega mendengar penjelasan ibunya.
* **
Pagi hari Arman pergi kesekolah. Ia berangkat dengan jalan kaki. Meski jarak sekolahnya cukup Jauh, namun tak menyurutkan semangatnya untuk bersekolah.
Saat di pintu gerbang Arman ketemu dengan Tio sahabatnya, mereka berdua segera masuk kelas dan Najla menyusul di belakang mereka
" Arman .. sebentar lagi US" . Kata Tio
"Oh ya!" Arman seakan terbelalak
" Iya , udah hampir, seminggu lagi. Najla menjelaskan.
" Gimana yach, Aku tak ada persiapan sama sekali!. " Kata Arman sedih.
" Kamu kan tau, datang dari sekolah aku bekerja. Malam harinya kalo udah capek aku langsung tidur. aku tak sempat belajar”. Lanjut Arman.
" Sabar ya man!". Najla mencoba menghibur
Keesokan harinya Arman bersiap-siap mau kesekolah. Namun seragamnya tidak ada. Arman mencoba mencarinya, ternyata baju dan celana seragamnya masih tergantung di jemuran. Arman mengambilnya dengan terburu-buru, hingga celananya robek karena tersangkut pada kawat jemuran. Arman cepat-cepat menjahitnya, agar ia tidak terlambat sampai kesekolah.
Arman berangkat dengan berlari karena ia tidak ingin terlambat masuk ke sekolah. Ia berlari sekencang kencangnya. Namun apa yang terjadi di depan pintu gerbang, Arman menghentikan larinya dan melihat ternyata celana sobek.
" Ya tuhan…" gumam Arman
Arman pun melangkahkan kakinya dengan pelan sekali, agar tak ada yang melihat sobekan di celananya. Arman langsung masuk ke kelasnya.
" Hay, Arman!" sapa Najla
" Kenapa kamu tak seperti biasanya, biasanya kamu datang paling awal?"
" Aku....aku...." jawab Arman gugup.
Bel berbunyi, semua siswa masuk ke kelas masing masing, bu Fatimah juga masuk ke kelas enam. Arman dan kawan- kawan antusias saat mengikuti pelajaran. Dan tak terasa bel istirahat berbunyi..
Tett.....
Anak-anak kelas enam segera keluar dari kelas, kali ini Arman hanya berdiam di dalam kelas. Ia tak ingin kemana-mana karena takut robekan celananya semakin besar. Arman pura-pura menyibukkan diri dengan membaca buku, agar ia tak di ajak bermain oleh Najla dan Tio. Namun kenyataannya Najla dan Tio menghampiri Arman dan mengajaknya bermain, tapi Arman menolaknya.
Najla penasaraan ada apa dengan Arman. Biasanya kita bertiga selalu bermain bersama saat jam istirahat, namun kali ini Arman betah di dalam kelas dan tak beranjak kemanapun.
Bel pulang terdengar, siswa-siswi pada berhamburan, tapi tidak dengan Arman . kali ini ia masih di dalam kelas. Ia membereskan buku dan peralatan tulisnya dengan pelan-pelan. Sehingga ia bisa pulang dengan aman dan tidak di ketahui oleh teman- temannya.
Arman lewat jalan pintas, jalan yang tak biasa ia jalani. Saat ke sekolah, Arman berlari sekencang- kencangnya agar ia cepat sampai kerumahnya. Sesampai di rumahnya ternyata robekan celananya semakin membesar.
" Ya Tuhan..." Arman melihat celananya yang sudah sangat lusuh dengan robekan yang cukup besar . Maklum sudah beberapa tahun ia belum ganti celananya.
Keesokan harinya Arman tidak masuk ke sekolah dan Tio penasaran mengapa Arman tidak masuk kesekolah. apa karena sakit?. Gumamnya. Namun, Najla tau bahwa Arman tidak masuk ke sekolah Karena ia tidak memiliki celana. Najla menceritakan hal itu kepada Tio.
Setelah pulang sekolah, Toi dan Najla mampir ke toko seragam yang tak jauh dari sekolahnya. Mereka membelikan Arman seragam baru dengan menggunakan uang tabungan sisa jajan mereka.
Sore harinya Tio dan Najla pergi kerumah Armand an membawa seragam baru yang mereka belikan tadi.
“ Ini untuk mu dan bukalah “ kata Najla
Armanpun membukanya dan terbelalak
“ Makasih ya”. Ucap Arman sambil meneteskan air mata.
Dan itulah cerita persahabatan mereka.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga kita bisa memetik hikmah dari cerpen tersebut
Aamiin....mksh pak
Bagus cerpennya, sukses ya buk
Aamiin...mksh pak
Kerreeennn..
Maksh
Mantap, Bu. Lanjut!
Insyaallah pak
Cerpen ringan dn menarik. Keren buk Riskiyah :)
Maksh pak ...atas apresiasinya...makin semnagt untuk nulis lagi
Mantap buk, indahnya berbagi, semoga sukses selalu