Di Garut Ada Burayot Simadu

Oleh Rismalasari

Burayot adalah salah satu makanan khas yang menjadi kebanggaan masyarakat Garut, Jawa Barat. Kelezatan kue tradisional ini telah melampaui generasi, menawarkan cita rasa yang unik dan tekstur yang memikat. Burayot bukan hanya sekadar makanan; ia adalah warisan budaya yang menghubungkan masa kini dengan sejarah panjang dan tradisi kuliner nenek moyang.

Sejarah dan Asal Usul Burayot

Burayot, dalam bahasa Sunda, berarti 'menggantung'. Nama ini merujuk pada bentuknya yang unik, yaitu agak pipih dengan bagian tengah yang menggantung. Konon, burayot sudah ada sejak zaman dahulu kala dan sering disajikan dalam upacara adat atau sebagai suguhan istimewa pada hari-hari besar keagamaan.

Bahan-bahan Pembuatan Burayot

Untuk membuat burayot, bahan-bahan yang digunakan cukup sederhana dan mudah ditemukan. Berikut adalah bahan-bahan yang diperlukan:

• Tepung beras

• Gula merah (gula kelapa)

• Air

• Minyak kelapa

Proses Pembuatan Burayot

Meskipun bahan-bahannya sederhana, proses pembuatan burayot membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Berikut langkah-langkah pembuatan burayot:

• Persiapan Gula Merah: Gula merah diparut atau dicincang halus, kemudian dicampur dengan air hingga larut. Campuran ini kemudian dimasak hingga mendidih dan mengental. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan sirup gula merah yang manis dan kental.

• Membuat Adonan: Tepung beras dicampur dengan sirup gula merah yang telah dingin. Campuran ini diaduk hingga merata sehingga terbentuk adonan yang kental dan lengket. Adonan ini kemudian didiamkan selama beberapa waktu agar teksturnya lebih baik.

• Membentuk Burayot: Setelah adonan siap, langkah selanjutnya adalah membentuk burayot. Adonan diambil sedikit demi sedikit dan dibentuk menjadi bulatan kecil. Kemudian, bulatan ini dipipihkan dan bagian tengahnya ditekan agar sedikit menggantung.

• Penggorengan: Minyak kelapa dipanaskan dalam wajan. Setelah cukup panas, burayot yang sudah dibentuk digoreng hingga berwarna kecokelatan dan matang merata. Proses penggorengan ini perlu diawasi dengan baik agar burayot tidak gosong dan mendapatkan tekstur yang renyah di luar namun tetap lembut di dalam.

• Penyajian: Burayot yang sudah matang ditiriskan dan didinginkan sejenak. Setelah itu, burayot siap disajikan.

Cita Rasa dan Penyajian

Burayot memiliki cita rasa yang khas dengan kombinasi manisnya gula merah dan aroma harum minyak kelapa. Teksturnya yang renyah di luar namun lembut di dalam membuat setiap gigitan burayot begitu memanjakan lidah. Biasanya, burayot disajikan sebagai camilan atau hidangan penutup, dan sangat nikmat dinikmati dengan secangkir teh atau kopi.

Makna dan Nilai Budaya

Lebih dari sekadar camilan, burayot memiliki nilai budaya yang mendalam. Proses pembuatannya yang memerlukan kesabaran mencerminkan nilai-nilai gotong royong dan kerja keras masyarakat Garut. Selain itu, burayot juga sering dihidangkan dalam berbagai upacara adat dan perayaan, menunjukkan betapa pentingnya makanan ini dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat.

Penutup

Burayot adalah contoh sempurna dari bagaimana makanan tradisional bisa menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa kini. Dengan cita rasa yang lezat dan proses pembuatan yang sarat dengan nilai-nilai budaya, burayot layak untuk dikenal lebih luas dan dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan kuliner Indonesia. Bagi siapa saja yang berkunjung ke Garut, mencicipi burayot adalah suatu keharusan untuk benar-benar merasakan keunikan dan kekayaan tradisi kuliner daerah ini.