Tren Musim Undangan Pernikahan

Oleh Rismalasari

Setiap tahun, fenomena yang menarik perhatian masyarakat adalah lonjakan pesta pernikahan yang terjadi setelah bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. Mengapa hal ini terjadi? Ada beberapa faktor yang bisa menjelaskan tren ini.

Pertama, tradisi. Pesta pernikahan merupakan bagian integral dari budaya di banyak masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Lebaran sering kali dianggap sebagai waktu yang tepat untuk merayakan hubungan yang baru, mengingat momentum kebersamaan keluarga dan teman-teman yang terjalin saat itu.

Kedua, aspek ekonomi. Banyak pasangan yang menunda pernikahan mereka hingga setelah bulan Ramadan karena pertimbangan finansial. Bulan Ramadan sering kali dihabiskan untuk menabung dan berbelanja untuk kebutuhan lebaran, sehingga pasangan yang ingin menikah mungkin menunda acara pernikahan mereka hingga setelah bulan suci itu berakhir.

Ketiga, tren modern. Semakin banyak pasangan yang memilih untuk menikah di usia yang lebih matang, setelah mereka stabil secara finansial dan memiliki karier yang mapan. Ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa pesta pernikahan pasca lebaran semakin marak, karena banyak pasangan yang menunggu waktu yang tepat untuk mengikat janji.

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa fenomena ini juga mencerminkan adanya tekanan sosial. Terutama di kalangan masyarakat yang masih menjunjung tinggi tradisi, ada ekspektasi untuk menikah di usia yang relatif muda, dan menunda pernikahan bisa dianggap sebagai sesuatu yang kurang menguntungkan.

Dengan demikian, maraknya pesta pernikahan setelah lebaran adalah hasil dari kombinasi antara tradisi, faktor ekonomi, tren modern, dan tekanan sosial. Ini adalah fenomena yang menarik untuk diamati karena mencerminkan perubahan dalam nilai-nilai dan praktik sosial di masyarakat kita.