Kiat Guru Agar Siswa Bahagia di Sekolah
“Kiat Guru Agar Siswa Bahagia di Sekolah”
Oleh: Rismawati, S.Pd., M.Pd.
Menjadi seorang guru bukanlah perkara mudah, Banyak hal khusus yang harus dipersiapkan. Selain dari kepemilikan kualifikasi akademik yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, sertifikat pendidik, kompetensi yang mumpuni, guru perlu menguasai kiat sukses agar siswa bahagia.di sekolah . Bagaimana caranya? Setidaknya ada lima kiat yang dapat dilakukan sebagai berikut ini!
1. Berpenampilan menarik
Jadilah guru yang menarik dengan penampilan menarik, karena suatu ketertarikan siswa kepada guru ketika pertama kali berkenalan adalah awal yang baik untuk kegiatan selanjutnya.
Berpenampilan menarik tidaklah harus mahal, yang penting dapat berpakaian sopan, rapi, bersih, wangi dan serasi. Alangkah indahnya jika dilengkapi dengan riasan sederhana di wajah. Tidak perlu berdandan berlebihan, tapi pastikan enak dipandang mata.
2. Berpantun sebagai Ice breaking
Guru yang menarik tidak saja berpenampilan menarik, tapi juga yang bisa mencairkan suasana dingin di awal pembelajaran. Perlu disadari bahwa tidak semua siswa yang hadir ke sekolah dalam keadaan siap belajar. Tidak jarang ditemukan siswa datang ke sekolah dalam keadaan galau dan perasaan tidak nyaman yang mungkin saja terbawa dari rumah.
Untuk mengkondisikan siswa secara fisik dan psikis dapat dilakukan dengan Ice breaking seperti memutarkan video pendek, menyetel lagu-lagu perjuangan/lagu-lagu nasional/lagu-lagu daerah, dapat juga dilakukan dengan berpantun seperti contoh berikut:
Sekuntum bunga melati
Harum baunya di dalam taman
Assalamualaikum, Selamat pagi
Mari menjaga protokol kesehatan
Bukan sembarang bunga melati
Banyak cabangnya berdaun tipis
Bukannya saya malas mandi
Kebetulan saja sabunnya habis
3. Memiliki Selera Humor
Pembelajaran Sain menuntut pemikirian kritis dan serius. Hal ini berpeluang membuat suasana jenuh, maka perlu diselingi dengan humor atau guyonan. Tidak perlu seperti komedian, yang penting dapat menghangatkan suasana, menghilangkan kerut di kening siswa, serta membuat bibir-bibir merekah indah. Dampak jangka panjangnya dapat menjadikan guru menjadi awet muda. Contohnya ketika mengajar Plantae (Tumbuhan) Guru berdialog dengan Siswa:
“Guru : Kalian tau rasanya cabe?
Siswa A : Ya pedaslah bu
Guru : ya, betul. OK. Cabe itu apanya yang pedas?
Siswa B : bijinya bu
Siswa C : yang dekat biji bu
Siswa D : yang bewarna merah bu
Guru : menurut Ibu rasanya yang pedas
Siswa : yah………………(sambil mesem-mesem)
Guru: : Nah, simak baik-baik ya! Angiospermae, berdasarkan kotiledonnya dibagi dua yakni Monokotil dan Dikotil. Contoh Dikotil adalah durian dan rambutan yang pohonnya bercabang, berakar tunggang, berbiji tertutup yang jika berkecambah membentuk dua daun lembaga (kotiledon).
Sekarang siapa yang tau Durian dan Rambutan rasanya apa?
Siswa F: Durian rasanya enak bu, kalau rambutan manis bu. Bagus,bagus. Kalau begitu, durian itu apanya yang enak? dan rambutan apanya yang manis? Ayo siapa yang bisa jawab?
Siswa : “Durian yang enak itu ya rasanya lah Bu,” jawab mereka serempak (mengasosiasikan dengan jawaban tentang cabe)
Guru : “Durian yang enak dan rambutan yang manis adalah an-nya. Sebab duri tidak enak dan rambut tidak manis bukan?
Siswa: wkwkwwkwkwk,
4 Tidak Mudah Marah
Sebaiknya guru jangan mudah tersinggung apalagi marah, senakal apapun siswa masih bisa dikendalikan dengan sikap ramah. Jjika marah, suasana kelas menjadi tidak nyaman. Marah,membutuhkan energi yang besar, maka tidak perlu marah-marah tapi nasehat saja, doakan mereka menjadi generasi cerdas, mandiri dan sukses.
5. Berkepribadian Mantap
Guru yang berkepribadian mantap adalah guru yang tidak mencampur adukkan urusan pribadi dengan urusan mengajar. Jangan membawa masalah rumah ke sekolah
Perlu sekali membiasakan diri beretika, moral dan sopan santun. Jangan lupa dengan memberi contoh tauladan.seperti motto ini:
“Anda tidak mudah mengajarkan semua apa yang anda tahu tapi Anda dapat dengan mudah mengajarkan tentang siapa Anda.”
Tetaplah bahagia meskipun sederhana seperti motto ini:
“ Siswa tidak membutuhkan guru yang sempurna. Siswa membutuhkan seorang guru yang bahagia, siapa yang membuat mereka bersemangat untuk datang ke sekolah dan menumbuhkan kecintaan untuk belajar"
Profil Penulis
Penulis bernama Rismawati, S.Pd., M.Pd. kelahiran Koto Tinggi, Pariaman 13 juni 1967 adalah Guru Biologi di SMAN 29 Jakarta. Mulai aktif sebagai anggota Gurusiana setelah mengikuti pelatihan “Mengubah KTI Menjadi buku Angkatan 6” yang menelorkan buku perdananya berjudul “Peran Model pembelajaran Example Non Example dalam Mengoptimalkan Hasil Belajar” Buku keduanya adalah Novel berjudul “Anugerah dan Cinta.” Pemenang lomba menulis artikel “Warna Kasih Ibu,” “Pelestarian Lingkungan, “Tubuh Bugar, Ide Segar, Literasi Gencar,” “Lancar Berbahasa Produktif Berkarya,” “ Nyok, Kite Jaga Bahasa Emak Kita!.” Peserta penulis buku No Bapper 5 dan 10 ini adalah penyandang gelar Juara I Guru Berprestasi jenjang SMA Tingkat Kota/Wilayah Jakarta Selatan 1 Tahun 2021. Penulis dapat dihubungi melalui email: [email protected], WA :081908355529, akun gurusiana: rismawatimpd.com

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ulasannya
Teerima kasih bu Rismalasari
Semoga sukses... salam literasi
Aamiin, terima kasih Pak Siswandi
Aamiin, terima kasih Pak Siswandi
Aamiin, terima kasih Pak Siswandi
Aamiin, terima kasih Pak Siswandi
Aamiin, terima kasih Pak Siswandi