Dulu saya berpikir, selama vaksin Covid-19 belum ditemukan, mungkinkita akan terus dihantui rasa takut. Bagaimana tidak, setiap hari kita disuguhi berita ratusan orang meninggal dalam sehari. Belum lagi Pembatasan Berskala Besar (PSBB) yang mengharuskan kita hijrah dari sekolah ke rumah.

Jika menilik ke belakang, rasanya sulit untuk memiliki rasa lega seperti sekarang. Keberadaanya memang masih terus meningkat, tapi kepamorannya mulai surut. Keluh kesah masyarakat akibat ulahnya, tak senyaring awal kemunculannya. Lambat laun kita mulai bisa berdamai dengan mereka. Delapan bulan adalah waktu yang cukup untuk kita bisa beradaptasi.

Pandemi sama halnya dengan guru killer. Sangat ditakuti, tapi justru kehadirannyalah yang membawa banyak perubahan positif. Saya sebagai pendidik merasakan dampak besar itu. Kita dipaksa keluar dari zona nyaman. Kita dipaksa putar otak untuk mencari solusi bagaimana siswa tetap mendapatkan pelayanan belajar yang maksimal.

Belajar daring menyelamatkan kita dari gagap teknologi (gaptek). Sekarang saya bisa merasakan sendiri. Betapa bahagianya menemukan hal-hal baru di dunia digital. Dari belajar membuat video pembelajaran, menemukan berbagai aplikasi pembelajaran yang menarik, sampai bisa membangun Channel Youtube. Kebahagian terbesar bagi seorang guru adalah ketika menemukan ilmu baru. Itu artinya, kita akan memiliki banyak referensi dalam menyampaikan materi kepada siswa.

Memang benar, Guru adalah pahlawan sepanjang masa yang terus berjibaku dengan waktu untuk melanjutkan perjuangan Pahlawan terdahulu. Bukan dengan senjata, tapi melalui kata dan bahasa bermakna. Terus berjuang membenahi diri menjadi pribadi inspirasi. Tak berhenti menggali kreatifitas untuk menciptakan inovasi di segala situasi.

Pandemi memang kejam. Tapi lihatlah, apa yang telah kau dapatkan darinya.