#Tantangan Gurusiana Hari ke-8

Tantangan gurusiana hari kedelapan, Senin, 24 Februari 2020. Hari itu disela waktu ishoma kerja, kebelengguan fikiranku tiada habisnya untuk mengurus dunia literasiku. Hari itu sangat menguji kesetiaanku akannya. Mengisyaratkan bahwa tantangan demi tantangan harus aku lewati. Namun, kali itu aku benar-benar lengah. Tulisan bak tulisan yang aku ketikkan untuk segera di publikasikan, malah lenyap entah kemana. Karena untuk kali pertamanya aku mencoba membuka gurusianaku lewat komputer kerjaku. Mencoba melihat tampilan tulisanku di layar monior. Tapi kali ini.... Ah, aku benar-benar lengah. Signal ini selalu saja menggemaskan. Lagi-lagi ada saja yang mengusikku sehingga satu persatu tulisan itu hilang entah kemana.

Aku benar-benar lengah, aku sungguh menyesal. Seharusnya aku mengetikkannya terlebih dahulu di word. Agar pekerjaanku lebih simple. Namun kali ini tidak, fikiranku perlahan langsung mengiringi jari jemariku berjalan meniti setiap hurufnya di kolom teks gurusianaku. Sesaat ketika aku hendak mengklik menu publish. Aghrrrr.... Signal selalu saja merefres ulang akun wifiku.

Lagi dan lagi, satu kali, dua kali, hingga tiga kali. Membuatku berhenti untuk melanjutkannya untuk terus mencoba. Namun, jam dinding ruanganku menunjukkan pukul 14.00 WIB. Menandakan bahwa aku harus memulai pekerjaanku kembali hingga pukul 18.00 WIB.

Langit kini telah menampakkan bintik-bintik sinarnya. Memojokkan satu cahaya bundar yang dapat menerangi malam. Aku kembali berusaha mengembalikan semangat yang sedang pudar.

Seperti biasa, aku mulai menulis di gurusianaku. Kata demi kata telah terangkai menjadi kalimat. Begitu pun kalimat demi kalimat telah terangkai menjadi paragraf. Aku terhanyut dalam tulisanku kali ini. Merasuk dalam sanubariku. Sehingga membuatku terlelap dalam mimpi yang panjang. Dan...

Ya, Rabb... Apa lagi ini ?

Inilah kelengahanku untuk pertama dan terakhir kalinya. Cmoga ada hikmah dibalik semua ini. Aamiin...