Malam terkhir di salah satu hotel di Solo kamar 223. Kami mulai istirahat karena besok harus bangun pagi dan mempersiapkan kepulangan. Tapi aku masih penasaran dengan lipstikku. Kemana gerangan benda kecil kesayanganku.

Seperti biasa aku bangun pukul 03.00 dan menuju kamar mandi. Tiba-tiba kelebatan putih disertai desiran angin lewat tepat di sampingku. Bulu kudukku merinding dengan sendirinya. Jangan ganggu aku dong, kataku dalam hati.

Habis ngapain sih malam-malam gini kok di kamar mandi, aku mengomel kecil entah pada siapa.karena penasaran aku memeriksa setiap sudut yang ada di kamar mandi, siapa tau lipstikku kembali. Hampir lima menit aku mencari tapi tetap saja usaha yang sia-sia. Ya sudahlah, aku pasrah saja , bisa pinjam kok, gerutuku dalam hati.

Kulanjutkan membersihkan diri dan berwudhu dan sholat seperti biasanya. Biasanya habis sholat seperti ini pasti mataku mengantuk, tapi kali ini mataku tak bisa kupejamkan. Aku mulai membaca ayat apa saja yang aku bisa. Uaha yang aku lakukan ini entah berhasil atau tidak hingga saat ini aku juga tidak tau.

Tapi perasaanku mengatakan bahwa penghuni kamar 223 itu menetap di kamar ini. ya mau gimana lagi.., berarti kami yang jadi tamu. Sebagai tamu yang baik kami tidak akan mengusik mereka.

Hampir menjelang suguh saat aku terkejut karena ada suara benda jatuh di kamar mandi. Aku kaget dan mencoba memeriksa kamar mandi. Tapi setelah diperiksa ternyata tak ada benda apapun yang jatuh.

Aku kembali ke ruang tidur,tapi kali ini aku berniat menunggu subuh dengan menulis diary di buku catatanku. Tas ransel kuperiksa tiga kali tapi buku catatanku tak juga ku temukan. Aku mencoba mencari di atas meja dan di tempat yang lainnya.Aku mulai jengkel. Belum puas kau ambil lipstikku, kini buku pun kau ambil. Maumu apa sih. Aku mulai jengkel.

Akhirnya subuh tiba, Bu Sofi dan Bu Wida terbangun dari tidurnya. Dengan khusyu kami sholat berjamaah. Aku tak sedikitpun bercerita pada mereka. Bukan apa-apa sih aku Khawatir nanti pipis soalnya AC ruangan kami sangat dingin.

Dan masalah buku catatan harianku yang aku cari hampir lima menit itu tetap tidak aku temukan hingga siang harinya. La iyalah wong aku gak pernah punya buku Diary gimana mau ketemu wong gak duwe... hi..hi... jangan terlalu serius bacanya, jangan khawatir juga pada hantu, mereka itu makhluk cinta damai kok... buktinya hingga saat ini belum pernah tuh saya baca di surat kabar ada hantu tawuran... iya kan????? Udah ah sampai jumpa di episode hantu berikutnya.