Rita Mahmudah

Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kutai Kartanegara...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sandaran Jiwa yang salah (Lanjutan)
www.belkedamaian.org

Sandaran Jiwa yang salah (Lanjutan)

Sandaran Jiwa yang salah

Kala itu jantung hans berdegup kencang. Tidak seperti biasanya. Firasatnya akan mengalami kejadian luar biasa. Benar saja ketika matanya tak sengaja memindai sosok yang selama ini ia cari. Sepuluh tahun lalu sosok itu telah melekat dan bersemayam dihatinya hingga detik ini. Dia memilih untuk menutup hati dari cinta lain. Karena dia meyakini suatu saat ia pasti akan berjumpa dengan belahan jiwanya. Dan saat itu pun tiba. Ia pun berlari mengejar sosok pujaannya. Tapi belum sempat ia menyapanya. Sosok tersebut menoleh kebelakang karena mendengar panggilan,”Bunda.. bunda, ayo sini”, teriak bocah laki-laki sambil melambaikan tangannya sementara disampingnya juga berdiri seorang pria. Jika diperhatikan itu pastilah ayah dari anak laki-laki tersebut, karena wajah mereka sangat serupa.

Hans pun terdiam mematung kakinya tak berani beranjak. Ia ingin segera berlalu namun, dia juga ingin memastikan benarkah sosok itu yang selama ini ia cari. Sosok tersebut berjalan mendekatinya, jantungnya pun berdetak kencang , tangannya sudah terangkat seakan siap merangkul. Tapi sosok tersebut hanya berlalu melewatinya tanpa ekspresi dan merangkul bocah laki-laki tersebut kemudian bertiga mereka bergandengan tangan pergi berlalu meninggalkannya. Mata hans pun berkaca. Ia sangat bahagia. Keyakinannya benar bahwa sosok itu masih hidup, tidak seperti yang dikabarkan oleh semua orang, terutama keluarganya.

Malam yang gelap, sengaja semua lampu dipadamkan. Hans duduk diatas sofa ruang tengah. Dia berusaha memejamkan matanya yang tidak mengantuk untuk mencerna kembali ucapan adiknya tadi siang. “Kak, lupakanlah Nayla, dia sudah berkeluarga, dan memilki kehidupan yang bahagia. Sekarang sudah saatnya kakak cari pendamping dan memulai sebuah bahtera”. Hnas menutup telinganya. Semakin ia berusaha lupa dan mengabaikannya tapi semakin dia tak ingin lupa.

“Nayla mengapa engkau tega, apa salahku. Tanpa ucapan berpisah engkau pergi meninggalkanku, padahal hari itu engkaulah yang dulu berikrar tidak akan ada cinta selain diriku. Engkaulah yang memintaku menunggumu ditaman itu. Aku menunggumu dari malam hingga berganti hari. Tapi engkau tak kunjung datang. Tahukah engkau hatiku sisa separuh karena separuhnya telah engkau bawa pergi. Tidak !“, gumamnya Hans pun berdiri berjalan menuju sudut ruangan wajahnya menatap cermin. “Aku tak akan menyerah, karena engkau adalah belahan jiwaku, engkau pasti jadi milikku”.

Pagi hari Hans berangkat ke kantor dan memulai pekerjaan seperti biasa. Hidupnya seakan lebih nyata, sosok yang ia cari sudah dekat. Apa lagi ketika dia membaca file karyawan yang akan menjadi sekrrtarisnya, namanya memang berbeda tapi, foto tersebut sama persis dengan sosok yang ingin ia sapa sebelumnya. Hatinya berbunga-bunga. Inikah jalannya takdir yang akan mempertemukan cinta mereka. Hans sudah bertekad, apapun taruhannya, cara apapun akan dia tempuh untuk menggenggam kembali cintanya dan tidak akan pernah melepaskan sandaran jiwanya. Tidak, dan tidak akan pernah.

*Pateh Kota, 03 Oktober 2020

Sandaran Jiwa Yang Salah (Lanjutan)

“Tok-tok suara ketukan pintu pelan namun cukup membuat jantung Hans berdetak lebih cepat. “Assalmu’alaikum, pagi pak. Wanita berkerudung abu muda, menyapanya.

Hans hanya terpana, dia tak menyangka sosok yang dia cari selama ini berada tepat dihadapnnya.

Maaf, Pak. “Assalamu’alaikum”.

Owh.. iya Wa’alaikum salam. Silahkan masuk.

“Saya karyawan baru yang akan menggantikan tugas ibu Lenda sekretaris bapak selama cuti hamil.

“ Iya , saya sudah tahu, apa kamu sudah tau tugas-tugasmu disini ?, ucap Hans sambil menatap lekat wanita didepannya.

“Insya Allah, sudah pak, ibu Lenda sudah menjelaskan kepada saya secara detail. Jawab wanita itu sambil menundukkan kepalanya. Sebagai tanda hormatnya.

Kalo begitu, silahkan langsung kerjakan tugas-tugasmu. Perintah Hans, dia tak ingin wanita ini berlama-lama diruangannya.

“Baik pak,”. Wanita itu pun keluar dari ruangannya.

Hans pun hanya bisa menghela napas lega, dan segera menyeruput kopi yang ada dimejaanya.

Aneh batinnya, kenapa dia tidak mengenaliku sedikitpun ?. Apakah hanya kebetulan saja. Atau jangan-jangan ini hanya sandiwaranya saja.

Rasa penasaran terhadap karyawan baru tersebut membuat Hans tak nyaman, akhirnya dia pun menghubungi adiknya ingin memastikan benarkah wanita tersebut Nayla, sosok yang selam ini ia cari.

Awalnya Naomi adik Hans membantahnya, tapi setelah didesak akhirnya diapun tak sanggup lagi menutupi semua.

“Benar kak, dia Nayla. Tapi bukan nayla yang kakak kenal dulu. Dia sekarang tidak sendiri.” Naomi ingin kakaknya melupakan Nayla.

“Jika benar sekretarisku adalah Nayla mengapa dia tidak mengenaliku?” itulah yang ada dibathin Hans. “Aku harus mencari penyebabnya. Tidak mungkin dia melupakan begitu saja kenangan manis bersamaaku. Tapi Nayla aku mencintaimu dengan segenap jiwaku. Kebahagiaanmu adalah tujuanku.”

*** (Nayla)

Ada apa denganku mengapa jantungku berdetak kencang ketika bertatap mata dengannya.

Tidak aku tidak boleh membiarkan rasa ini, aku sudah bersuami dan memiliki seorang putra. Aku harus menjaga kehormatan dan kepercayaan suamiku. Tapi mengapa aku merasa sangat familier dengan wajahnya. Hi..hi tentu saja, wajahnya rupawan mirip opa didrama korea. Astagfirullah. Ya Allah ampuni hambaMu ini. aku harus bekerja dnegan giat agar bisa membantu mas Juna melunasi cicilan hutang.

Seharian hans hanya diruangannya, semua jadwal meeting untuk hari ini dialihkan kehari esok. Dia hanya ingin menikmati rasa bahagia berada dekat dengan belahan jiwanya. Matanya tak berhenti memandang setiap gerik sekretaris barunya. Ingin rasanya ia memeluk dan mengecup keningnya, menanyakan kabar berbagai cerita.

Apa yang harus ia lakukan agar cintanya tak pergi lagi. Hans meraih gawainya dan menelepon seseorang untuk mencari segala informasi yang berkaitan dengan sekretaris barunya.

(Bersambung)

*Pateh Kota, 22012021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post