Riyan Rosal Yosma Oktapyanto

Seorang manusia yang suka belajar...

Selengkapnya
Navigasi Web

SERPIHAN MUTIARA HIDUPKU

SERPIHAN MUTIARA HIDUPKU

Novel berjudul Edensor karya Andrea Hirata menuntun perenunganku saat ini. Dikamar yang “pecah” tapi penuh inspirasi. Diriku tergelak dalam kelemahan fisikku namun akalku terus menerawang tanpa batas.

Jika Andrea Hirata dalam novelnya menyebut petualang-petualangannya untuk mencari serpihan mozaik-mozaik hidupnya. Aku menyebut petualanganku cukup dengan menyebut petualangan mencari “Serpihan Mutiara Hidupku” yang terhempas. Sungguh kadang aku malu melihat keadaanku. Aku mulai tersadar akan hakikat hidup saat terseok dalam pedihnya hidup, terhempas oleh desakan kehidupan dan terlempar oleh derunya waktu.

Kesadaranku akan hakikat hidup kadang mulai muncul ketika sang penyeru bernama “sakit” memberi peringatan agar aku mencari kembali mutiara, kembali menata, dan menemukan nilai kehidupanku. Semua itu agar kembali kelak kepada-Nya dengan nilai yang baik tidak jeblok.

Sepertiga terakhir bulan ini, bulan yang suci bagi umat Islam. Ketika seharusnya sebagai muslim mereguk sebanyak-banyaknya sejuknya ibadah, pahala, dan ilmu namun aku terseok. Aku terseok-seok, tertatih-tatih menapaki hidup. Namun sang penyeru bernama sakit itu kembali menegurku dan menasehatiku untuk sejenak menata kembali hidupku. Mungkin harus kutinggalkan semua beban pikiran, kuletakan semua masalah, ku singkirkan pikulan fisik, dan kurebahkan diriku dalam naungan nikmat-Nya yang kadang tak ku syukuri.

Rutinitas kerja telah membuatku melupakan arti diriku sendiri. Kadang kusepelekan hobiku, kunafikan kesenanganku,serta kulalaikan kenikmatan yang harus kusyukuri. Ternyata menikmati hidup ini bukanlah dosa, selama tidak berlebihan. Berbakti, bekerja, bersosialisasi memang terpuji, namun terkadang jika tak dibarengi dengan hati, dan sepenuh jiwa semua itu hanyalah bagaikan pemuas panca indera yang tak masuk pada sisi spiritual yang hakiki.

Keyakinanku bahwa Alloh Tuhan Yang Maha Esa, tak ada saat orang beribadah ritual saja. Namun ku yakin Alloh juga bersama orang yang sabar dan tat dalam bentuk-bentuk ibadah yang lebih luas tak hanya ritual. Semoga Alloh memaafkan ku saat tersalah. Aku hanya seorang insan biasa. Guru yang belum bisa di guru dan ditiru dengan baik. Aku hanyalah insan tersalah namun aku bukan orang yang stagnan. Aku seorang yang seantiasa ingin berubah, berubah kearah yang lebih baik.

sang Guru Muda Riyan RYO

Ciparay,21 Ramadhan 1429 H/ 21 September 2008

diketik kembali 12 september 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

sebuah perenungan bg sy yg membacanya juga. ohya novel andrea hirata selalu membiusku.. bener2 detail dan komplit surveinya. di indonesia penulis belm ada yg secerdas dia.. smeua novelnya andrea sy punya dan sy lalap berulang2 mmbacanya, menjadi inspirasi bagi pembuat kalimat kalimat inovatif..

12 Sep
Balas



search

New Post