"Lalu apa yang membuat kau menangis ?”, tanyamu padaku.

“Aku gak papa”, jawabku sekenanya.

“Aku tak yakin bahwa kau benar-benar tidak apa-apa, apa kau ada masalah? Kalau iya, aku mau menjadi pendengar yang baik untukmu”, katamu lebih kanjut.

“Aku memang ada masalah tapi aku bisa kok menangani masalahku sendiri“,.

"Walaupun kau bisa menangani masalahmu sendiri tak ada salahnya kau ceritakan sedikit apa masalahmu agar kau merasa lebih lega”, sedikit memberikan perhatian padaku.

Dan terpaksa aku jawab “Baiklah, aku akan ceritakan. Aku hanya sedang jatuh cinta”,

“Lantas apa yang membuatmu menangis kalau masalahnya hanya jatuh cinta? Apa kau jatuh cinta pada orang yang salah?”

“Iya sepertinya begitu, tapi entahlah,” kataku.

“Apakah kau mencoba terus untuk memberikan perhatian?” lanjutnya

“Hmm, iya.”

“Apakah kau sakit karena jatuh cinta?”

“Iya, sangat."

”Tapi apakah kau pantas untuknya?”

“Sebenarnya tidak, namun dia harus bertanggung jawab atas apa yang dia perbuat. Dia sudah buat aku jatuh cinta!”

“Aku rasa, sekeras apapun kau memaksa, kau tidak akan bisa bersamanya.” Kau coba mengingatkanku.

“Tapi dia sudah buat aku merana karena jatuh cinta.”

“Apakah aku harus berhenti mencintainya?” ratapku sedih.

“Itu semua tergantung padamu, apakah kau masih kuat melakukannnya?”

“Seberapa pentingkah dirimu dalam kehidupannya?”, untuk terakhir kalinya kau bertanya.

Dan, selanjutnya aku tidak bisa menjawab lagi.

Terdiam.

#ryantiestory