Balada Kecantikan Bunga Desa
Tulisan fiksi
Oleh Riyanto Hadi
Balada Kecantikan Bunga Desa
Suasana lingkungan desa yang tenang, damai, tenteram, adhem – ayem, membuatku betah. Setiap hari terdengar gemericik air mengalir yang bening, bersih, dan bebas polusi. Air sungai yang mengalir deras lambang kesuburan dan kesejukan. Sesejuk hatiku yang damai. Sebagai seorang gadis yang menginjak dewasa sering fikiran mengembara bebas berkelana. Namun sayang untuk meninggalkan desa. Bagaimana mungkin semua gadis harus meninggalkan desa? Berkelana memburu, dan menuruti prasangka kehidupan masa depan. Siapa lagi yang akan membangun desa?
Orang – orang mengatakan bahwa diriku bunga desa yang sangat cantik. Sedang mekar tumbuh berkembang menghiasi taman kesuburan kampung halaman. Banyak kumbang beterbangan menghampiri keindahan dan wangi bunga itu. Warna bunganya segar merah merona, mekar mempesona. Orang tua menamaiku Mariyem. Sebuah nama yang sangat bernuansa desa, jauh dari hiruk – pikuk kota, nama yang begitu sederhana. Apa arti sebuah nama?
Pikiranku melayang menerawang jauh kedepan. Bagaimana jika hidup di kota? Mengikuti jejak mereka meninggalkan desa untuk mencari pekerjaan di kota. Gemerlap lampu kota,kemewahan, modernitas, jutaan pilihan model kehidupan, hiruk – pikuk bisnis mewarnainya. Salah satu daya tarik yang memikat untuk dikerumuni oleh jutaan manusia. Pepatah mengatakan, ada gula ada semut. Enak manisnya hidup di kota menarik untuk dikenyam orang – orang desa.
Mungkinkah aku kesana? Mengadu nasib, mencari sesuap nasi, untuk sekedar gengsi? Hatiku meronta, memberontak suasana. Tuhan adilkah hidup ini? Lain desa lain pula kota. Pandang kebelakang hidup yang kujalani, pun juga pengalaman kerja di kota belum punya. Tidak punya sanak saudara di sana. Orang tuaku inginnya menjodohkan dengan anak kepala desa. Yang dipandang sudah lebih mapan, dengan usaha pertanian dan ternak kecil-kecilan. Hasilnya lumayan. Boleh dikatakan lebih dari cukup untuk gaya hidup di desa. Lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan yang jauh dari keinginan hati yang serakah.
Bunga desa yang cantik, merona, mempesona, sedang merenung, tentang kecantikannya, kehidupannya, takdir yang diterimanya. Itukah kehendakMu? Kehidupan memang proses untuk dijalani.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar