Malam berganti siang, siang beranti malam. Hal ini selalu terjadi setiap hari. Dimana dipagi hari aku akan selalu bertemu dengan siswa siwaku yang sangat ku sayangi dan mereka selalu menungguku di kelas untuk mengikuti pembelajaran yang akan mereka terima di pagi hari sampai siang nantinya.

Diawal tahun pelajaran, ketika pertama kali siswa siswaku duduk di kelas barunya dan pertama kali bertemu saya membuat aturan untuk di kelas, dan meminta kesepakat bersama dengan siswa. Semua aturan di kelas yang saya buat di ketahui oleh siswa dan tau sangsinya apabila melanggar.

Suatu hari saya terlambat lima menit masuk kelas karena ada beberapa hal yang sifatnya mendesak harus dibicarakan bersama kepala sekolah dan dengan guru lain. Dalam pikiran saya siswaku selalu menunggu dalam kelas dengan membaca buku sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat. Ternyata apa yang terjadi, sebahagian siswa siswaku menunggu di depan kelas sambil bersendau gurau dengan teman-temannya. Siswa -siswaku bertingkah laku seperti ini tanpa ada rasa tanggung jawab dan kewajibannya sebagai siswa. Padahal mereka sudah tahu dengan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai seoarang pelajar. Apalagi mereka adalah siswa tingkat paling tinggi di sekolah saya. Siswa siswaku duduk di kelas enam. Ketika saya bertanya kepada mereka yang berdiri dan bersendau gurau di depan kelas, tak satupun yang mau menjawab mereka hanya diam saja. Ketika saya beri motivasi agar mau menjawab dengan penuh tanggung jawab. Ternyata jawabannya saya mau menunggu ibuk masuk ke kelas, hanya itu yang mereka ucapkan.

Dalam hati dan pikiran saya untuk menjadi seorang guru itu butuh kesabaran dan stategi dalam membimbing mereka untuk mau melaksanakan kewajiban dan rasa tanggung jawab.