"Ada Yang lebih Menarik Daripada Poligami"

Isu poligami hari ini menghebohkan aceh sejagat. Beragam komentar menarik untuk disimak. Banyak ibu-ibu naik darah kalau persoaalan ini. Tiba-tiba cuaca panas penyengat. Bahkan tiba-tiba yang belum menikah pun ikut berkomentar. Padahal dia nikah 1aja belum mulai. Curi start selangkah. Gak masalah, yang penting ada motivasi untuk nikah.

Banyak ibu-ibu hari ini, mulai menanyakan kesetiaan suaminya. Apakah ingin poligami atau tidak. Bahkan ada yang bercanda atau serius, bila suami poligami, si istri sudah menyediakan kain kafan dan mengasah parang. Ada yang sudah mengancam untuk pulang ke pangkauan orang tua. Waduh terlalu jauh banget reaksi yang muncul ke permukaan. Ya suami maklum, itu terjadi karena sangking besarnya cintanya kepada suaminya Tapi saya hanya mengingatkan kecintaan kepada suami jangan mengalahkan kecintaan terhadap Allah dan rasul.

Sebenarnya saya pribadi, lebih menarik membahas tentang bagaimana Aceh bebas dari perzinahan bebas pacaran dan menciptakan keluarga yang sakinah bagi yang baru menikah. Fakta yang terjadi sungguh miris, boleh cek ke kantor Mahkamah syariah di Aceh, banyak kasus perceraian. Bahkan hampir setiap hari ada orang bercerai, lebih aneh yang bercerai, mereka yang berpendidikan.

Coba kita perhatikan pandangan Alquran tentang

tentang pendidikan keluarga yang sakinah, di antaranya, Allah berfirman Q.S Ar‐Ruum:

Artinya: Dan di antara tanda‐tanda kekuasaan‐Nya ialah diamenciptakan untukmu istri‐istri dari jenismu sendiri, supayakamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dandijadikan‐Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar‐benar terdapattanda‐tanda bagi kaum yang berfikir.

(Q.S Ar‐Ruum: 21)

Saya pernah menawarkan dalam buku "Kado Istimewa Pernikahan". Bagi yang sudah ada ditangan, baca ulang lagi. Ada beberapa konsep dasar pendidikan untuk pasangan suami istri supaya menjadi keluarga yang sakinah :

1. Suami istri hendaklah menciptakan lingkungan

keluarga yang tenang, karena hal itu sangat dibutuhkan supaya anggota keluarga betah tinggal di dalam dalam keluarganya. Lingkungan keluarga yang tidak tenang yang penuh dengan perselisihan dan pertengkaran akan berdampak negatif bagi

perkembangan jiwa anak. Begitu juga seharusnya istri pandai melayani suami di rumah, sehingga suami betah di rumah. Aneh kan kalau istri ngambek terus, kadang baik-baik tanya, tapi istri gak jawab. Di cuekin. Akhirnya suami keluar rumah. Sakinah dari mana kalau begini? Sakinah dari hongkong?.

2. Suami istri hendaknya saling menyayangi dan memberikan kasih sayang untuk buah hatinya dan seharusnya memiliki ilmu pengetahuan yang luas serta dibarengi dengan Ilmu dan pengamalan terhadap anak. Juga memberikan teladan yang baik terhadap anaknya. Baru tercipta keluarga yang harmonis dan berkualitas yaitu keluarga yang rukun, bahagia, mampu memanfaatkan waktu luang dengan hal positif, dan mampu memenuhi kebutuhan dasar keluarga.

3. Suami istri tidak saling curiga, tapi saling percaya. Sehingga tercipta keluarga yang harmonis sehingga mencapai kualitas hidup sakinah yang berpangkal dari cinta kasih yang tulus antara dua pribadi lawan jenis yang berbeda. Bersatu dalam cinta. Dan bimbingan Allah.

4. Pernikahan yang setia sampai akhir. Tentu kesetiaan lahir dari rasa cinta yang tulus, cinta yang lahir dan hati dan perbuatan. Bukan kesetiaan yang hanya terucap di mulut. Dan kesetiaan sesungguhnya itu di tegakkan dibawah bimbingan Allah.

Sebagaimana dalam firman Allah ;

Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan‐mu, yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya, Allah memperkembang biakkan laki‐laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama‐Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu… (QS. Al‐Nisa: 1).

Perkawinan yang baik adalah sebuah ikatan seumur hidup, yang disahkan oleh Allah SWT. Perkawinan bukan percobaan atau " Meu en moh moh". Translate nya bukan main-main, memerlukan adanya kesadaran tentang kehadiran Allah dalam hidup manusia, kehadiran Sang Khaliq yang akan membimbing kita ke jalan yang lurus, jalan kebahagiaan sejati.

Maka pembahasan untuk berusaha menciptakan keluarga yang sakinah lebih menarik daripada marah-marah, habis energi, membahas poligami yang tak pernah usai.

Rizki Dasilva