Anak, Aulia 7 Atau Burong 7 Yang Bergentayangan
Setiap anak itu spesial. Tidak boleh diremehkan. Setiap anak punya potensi yang berbeda beda. Dipengaruhi oleh orangtua, Guru, sekolah dan lingkungannya. Dalam agama Islam anak adalah fitrah(kertas kosong). Orangtuanyalah yang mewarnai dan menorehkan tinta kepada mereka. Bila kertas putih itu warnai atau tertulis tulisan yang indah maka meninggalkan kesan yang indah pula.
Begitulah pula dengan siswa disekolah. Jangan pernah kita remehkan. Memang sebagian siswa tidak terlihat potensinya bahkan terkesan biasa saja atau kadang kadang sangat menjengkelkan guru. Tapi pernah kita berfikir bisa jadi ia akan menjadi gubernur, mentri bahkan presiden. Ibaratnya dia awalnya seperti pohon kecil. Suatu saat dia akan menjadi pohon besar yang mengakar ke dalam.
Jangan pernah guru meremehkan murid yang lambat belajarnya dan lesuh penampilan nya. Suatu saat bisa jadi dia akan jadi tokoh besar nantinya.
Guru yang baik pasti mengambil pelajaran ketika menghadapi berbagai macam karakter siswanya. Guru harus berterimakasih kepada anak bandel. Dia banyak memberi pelajaran buat guru dikelas. Siswa yang bandel yang melatih kesabaran, kedewasaan, ketulusan, dan manajemen hati kita. Coba kita bayangkan seandainya semua siswa pintar dan patuh semua dikelas. Sudah dipastikan kelas tersebut tidak menyenangkan. Tidak ada dinamika didalamnya. Seperti film yang hanya menceritakan kisah sedih sampai akhir tanpa ada kisah bahagia. Sungguh sangat membosankan.
Sebenarnya guru, lebih lebih orang tua harus paham benar bahwa setiap anak terbentuk dari 7 macam warisan karakter dari manusia,
1. Ayah ibunya : 2 manusia
2. 2 nenek dan 2 kakeknya : 4 manusia
3. dan satu lagi dari dirinya sendiri : 1 manusia
Hasilnya semua : 7 orang manusia
Setiap orang harus pahami 7 macam warisan diatas. Maka tak perlu marah bila anak kita kadang rewel,aktif bandel, syukur kalau pintar. Bisa jadi ia mengikuti ayah, ibu atau dua kakek dan dua neneknya pernah bandel dan rewel dulu masa kecilnya atau dia memang begitu. Syukur kalau pintar karena warisan ayahnya.
Bila orangtua dan guru berhasil mendidik anak dalam sebutan orang Aceh, bisa jadi mereka akan menjadi "Aulia Tujoh" orang yang baik atau jangan-jangan kalau gagal menjadi "Pancuri Tujoh" yaitu pencuri atau perampok, atau lebih parah lagi menjadi "BURONG TUJOH" yang bergentayangan.
Butuh kesabaran dalam mendidik siswa disekolah. Begitu juga orangtua butuh kesabaran mendidik anak dirumah. Yang penting tidak boleh berputus asa. Semoga Allah menganugerahkan kita anak shaleh atau dalam Alquran disebut Qurrata'yun anak yang yang indah dalam pandangan mata dan hati.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar