Bukan Catatan Malaikat Antara 820
"Bukan Catatan Malaikat Antara 820"
Semoga ini bukan kesempatan yang terakhir. Malam ini saya menjadi imam teraweh di salah satu desa kecamatan peusangan. Setelah teraweh juga dipersilakan oleh geucyik(kepala desa) untuk sedikit memberi tausiah. Sebenarnya saya merasa juga sangat perlu ditausiahkan oleh alim ulama. Tapi semoga kesempatan ini menjadi momentum yang baik untuk saling berbagi. Karena Addiinu Nashihah, agama ini adalah nasehat.
Malam ini saya berkesempatan shalat teraweh 20 rakaat ditambah witir 3 rakaat. Ini bukan kesempatan pertama yang saya dapatkan. Hampir setiap ramadhan saya kadang shalat teraweh 8 dan juga kadang shalat teraweh 20 rakaat. Bagi saya ini tidak masalah. Walaupun saya meyakini shalat teraweh 8 rakaat tapi. Tapi saya sangat menghargai jamaah ditempat tertentu yang shalat teraweh 20 rakaat. Maka kadang shalat teraweh 20 rakaat mengikuti imam. Kadang juga saya sendiri yang di persilahkan menjadi imam.
Saya sangat mencintai dakwah keberagaman yang membahagiakan dan mencerahkan. Bukan hanya persoalan shalat teraweh 20. Di beberapa tempat saya pernah membaca Qunut menjadi Imam shalat subuh. Saya juga memegang tongkat ketika khutbah Jum'at. Saya juga datang bersamadiah bila di undang oleh beberapa sahabat. Dan saya shalat tidak pernah memilih masjid atau memilih imam. Kerena ibadah kita untuk Allah. Jangan sampai dakwah kita baik. Tujuan kita baik. Tapi dibenci oleh banyak orang. Karena hidayah itu Hak Allah. Kita tidak mampu mengajak orang seide dengan kita. Karena setiap orang punya latar belakang pendidikan yang berbeda. Yang paling penting saat ini bagaimana kita bisa menghargai keberagaman, berbedaan dalam satu jalinan ukhuwah islamiah. Persatuan satu tubuh dalam Islam. Walaupun ada pemahaman dan praktek ibadah sedikit berbeda. Itu pun di furuiyyah. Tidak mendasar.
Beberapa hari ini ada beberapa orang yang mengikuti tulisan saya di Facebook. Ada yang menanggapi positif ada juga yang negatif. Toh saya sadar setiap tulisan bukan catatan malaikat. Kadang juga ada kesalahan dalam kerangka berfikir saya. Tapi saya jujur bahwa setiap yang tulisan saya di media sosial atau dibeberapa buku saya. tidak ada kepentingan apapun. Saya juga bukan orang partai yang punya kepentingan politik. Saya juga bukan pejabat yang haus kekuasaan. Dan saya juga belum mencalonkan diri untuk caleg yang ingin merebut suara dari masyarakat. Saya berusaha semoga tulisan saya mengajak pembaca untuk berfikir, menghargai dan tidak berfanatik buta.
Sekali lagi persoalan 820 adalah sekarang menarik untuk diperbincangkan. Bagi saya ramadhan momentum untuk mencerdaskan ummat. Tidak saling menyalahkan dan membid'ahkan. Dulu belum ada media sosial atau dunia internet. Maka persoalan khilafiyah tidak seheboh ini. Sekarang media sosial sangat terbuka. Menurut ada positif juga, ketika orang tidak sembarang membenarkan pemahamannya sendiri di umum. Karena akan timbul kesadaran bahwa ada pemahaman lain dalam menyikapi persoalan ibadah, seperti 820.
Maka jangan suruh saya diam dan berhenti untuk menulis hal seperti ini.m Karena niat saya hanya ingin memper erat ukhuwah islamiah dalam keberagaman pemahaman.maka sangat naif sekali ada menuduh saya memecah belah ummat karena membicarakan masalah khilafiyah. Mohon maaf bila ada yang tersinggung. Kalau ada yang tidak suka baca setiap tulisan saya. Mainkan jari anda tekan blokir. Saya ikhlas dan tidak tersinggung. Karena kita bisa bersilaturrahmi di dunia nyata.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar