Istri Prajurit Masa Konflik Aceh
Sagusabu aceh aceh pertama di takengon meninggalkan beberapa karya istimewa. Salah satu adalah karya Ibu sariana S.Pd. penulis buku Istri Seorang Prajurit. Saya sangat terkesan pada buku ini. Habis saya baca dalam satu hari. Ibu dari empat anak ini ber profesi sebagai pendidik disekolah SD negeri 21 Bireuen. Setelah meninggal sang suami, dalam kontak tembak konflik aceh RI dan GAM ia memilih menjadi seorang single perents.
Keteguhan hati dan rasa tawakkal yang kuat, dengan izin Allah swt, ibu ini sukses mendidik ke empat anaknya menjadi generasi yang berkarakter dan berakhlak mulia. Ibu yang hebat adalah madrasah yang hebat pula bagi anaknya. Sebagai guru bu sariana berhasil mendidik anaknya dan muridnya disekolah adalah impiannya.
Dalam bukunya beliau mampu membawa emosi pembacanya masuk kedalam ruang kesabaran, keharuan dan pilu. Sebagai seorang istri prajurit masa konflik dan suami tertembak gugur dimedan perang, beliau tak rapuh diterpa panas, tak basah diyur hujan, tak runtuh ditimpa pohon. Seorang wanita yang luar biasa
Bu sariana menghadapi cobaan dari yang maha kuasa. Tabah, sabar, ikhtiar dan tawakkal menuntun kita mencapai kebahagiaan. Memang kehidupan yang beliau jalani penuh dengan ujian tapi menurut ibu guru ini setiap cobaan itu adalah peringatan dari yang maha kuasa, jika tidak dibekali dengan ilmu agama yang kuat tentu kita akan menyalahkan siapapun. Alangkah indahnya hidup ini benar benar ketaqwaan serta kecintaan kita kepada Allah swt sudah menyatu dalam jiwa.
Banyak cobaan yang beliau hadapi dimasa konflik aceh. Dalam bukunya ibu sariana menceritakan kisah perjuangan beliau sejak diangkat sebagai guru PNS sampai ibu ini sukses mendidik ke empat anaknya dimasa konflik aceh. Cobaan yang beliau hadapi sebagai seorang istri polisi beliau diangkat menjadi guru PNS di daerah konflik tergores dalam bukunya. Yaitu desa sangat polosok di jungka gajah kec.meurah mulia kab. Aceh utara, terkesan desa yang masih banyak hutan dan sekolah baru di bangun di desa itu. Nama SD Negeri Paya Bili. Bahkan pertama ibu sariana datang dengan almarhum suaminya disambut dengan beberapa ekor kera didekat sekolah.
Dalam “buku Istri seorang prajurit” Ibu sariana berhasil menceritakan bagaimana kisah pilu yang penuh kesabaran yang beliau alami dimasa konflik. Salah satu sepenggal kisah dalam bukunya
“ Terlihat olehku ia suamiku mengambil sesuatu didalam lemari, rupanya pistol peluru. Biasanya jika ada tugas operasi kejahatan barulah senjata itu dibawanya, Bang marwan(sahabat suami) yang duduk diatas sepeda motor menunggu suamiku diluar pagar. “Bang Wan napa diluar, silahkan masuk!” kataku.”terima kasih sariana, kami gak bisa lama-lama, penting!”begitu ucapnya. “memang mau kemana sih.”tanyaku. “he he he biasanya ke kantor, jawabnya sambil tertawa. Beberapa saat kemudian suami keluar, aku masih tetap duduk menyelesaikan pekerjaanku. Ia berjalan terburu-buru keluar rumah dan pergi berboncengan. Beberapa saat kemudian “tok tok tok anaaa anaa Assalamualaikum, terdengar suara memanggil namaku, “siapa? “ belum sempat aku menjawab salam, tiba tiba orang tersebut membuka pintu rumah lalu masuk kekamar menjumpaiku sambil menangis ter isak isak “ Hu uuu anaa ayo kita kerumah sakit”, “Kak Taing?ada apa kak? Tanyaku. “bang..bang..Bang man na!” ia berkata terbata bata sambil menangis tersedu... (cerita terus berlanjut) sampai kerumah sakit. Mulanya aku hanya bisa melihat ujung kakinya, anakku faldi berdiri di sampingku. Mataku berkedip melihat ujung kaki pasien yang dikelilingi oleh para dokter dan perawat, kupegang ujung jari kakinya, Ya ini ujung jari kaki orang yang paling ku kenal, tak salah lagi ia suamiku. Ayah dari anak-anakku. Perawat bergeser kebelakngku semetara tanganku menelusuri kaki itu, lalu pinggang, badan, dan jelaslah siapa yang terbujur berdarah didepan mataku. Ingin rasanya aku berteriak melihat pemandangan didepan mataku. Tetapi cepat aku ingat pada tuhan. Ya Allah... Hanya sebatas inikah Kau mempersatukan aku dengan dia? (selanjutnya beli buku”Istri dari seorang prajurit”
Buku ini sangat layak dibaca oleh guru seluruh Indonesia. sehingga kita bisamerasakan masuk dalam sejarah konflik aceh yang berkepanjangan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Konflik yang membawa duka