"Debat Capres Untuk Orang Yang Belum Menentukan Pilihannya"

Menarik untuk kita membahas sedikit debat capres pertama. Bahkan sebagian teman-teman saya nonton bareng saat debat capres kemaren. Saya lebih memilih nonton di rumah bersama istri saya. Setelah debat sedikit diskusi dengan keluarga.

Paling seru bukan debat capres, tapi komentar warga net di media sosial. Macam Komentar muncul. Tentang Impor beras, tentang mantan koruptor jadi caleg, tentang luas wilayah malaysia, tentang gaji aparatur negara dan lain-lain. Menurut saya yang paling viral itu adalah Kyai Makruf, banyak yang menafsirkan tentang diamnya saat debat.

Saya ingin memberi kesimpulan debat pertama kemaren. Menurut saya debat capres paling miskin gagasan. Tidak nyambung, dan terkesan tidak berkualitas. Tapi ada yang menarik perhatian saya adalah ketenangan Sandiaga Uno. Sepertinya cawapres muda ini memang seperti tidak ada beban debat. Yang lain masih kelihatan gugup.

Debat capres pertama sudah kita nonton. Setelah debat saya membeca komentar beberapa pendukung capres masing-masing. Saya ketawa sendiri. Seharusnya menurut saya debat ini tidak perlu dilanjutkan oleh KPU, bila sama-sama pendukung masih buta mata dan hatinya. Masih tertutup seluruh kebaikan dalam jiwanya. Dia belum bisa membedakan mana yang masuk akal dan tidak masuk akal. Lebih jelasnya akal sehat tidak aktif. Apalagi saling ejek.

Untuk apa debat, masing-masing pendukung masih membela junjungannya. Walaupun junjungan nampak jelas tidak ada kualitas, sudah dapat kisi-kisi masih nyontek. Junjungan padahal masih ingkar janji, masih terpancing emosi, junjungan juga jelas miskin ide dan gagasan untuk pembangunan Indonesia kedepan. Dibela-bela mati-matian. Ini mah benar dungu tingkat stadium atas. Seharusnya walaupun kita mendukung capres tertentu seharusnya tau bagian mana yang harus kita dukung. Lebih aneh lagi. Bahkan ada yang langsung sama-sama memberi score masing-masing. Aneh menurut saya. Karena debat kemaren sangat relatif.

Debat capres sangat baik relevan untuk orang yang belum menentukan pilihannya. Jangan golput kawan. Ini masa depan negeri kita. Lihat dan dengar debat dengan akal sehat dan pakai hati. Mana presiden yang layak 5 tahun yang akan datang. Kalau saya sudah menentukan pilihan mana presiden yang layak yang tidak banyak mudharatnya. Perhatikan juga siapa orang disekeliling capres itu. Ada penjilat disitu?. Adakah banyak menguntungkan Islam disana. Atau banyak kaum yang justru pelan ingin menghapuskan pelan-pelan peran Islam dan ulama direpublik ini.

Bagi yang masih bela-belain junjungannya masing-masing berlebihan baik no 1 dan no 2. Anda nampak semakin bodoh. Lebih baik tidak usah nonton debat. Untuk apa, anda tetap membela? Walaupun anda tau kadang yang dibela itu salah dan memalukan. bahkan debat jadi bahan olokan, dan bahan tertawaan. Bagi yang belum menentukan pilihannya atau masih ragu-ragu. Segera tentukan pilihannya secara cerdas. Jangan abu-abu. Pilpres itu seperti sebuah pertandingan Harus ada yang menang dan ada yang kalah. Tentu punya dan didukung suporter masing-masing. Kalau abu-abu jelas itu penonton yang tidak jelas dan tidak menikmati sebuah pertandingan.

Rizki Dasilva