Jumpa bapak idris dipesawat dari sipiongot sumatra utara. Saya duduk bersebelahan dengan Bapak yang gagah lucu terlihat sangat rapi. Pakai baju kemeja garis garis abu. Raut wajah yang terlihat senang dan sangat gembira.

Awalnya saya tidak begitu memperhatikannya. Tapi setelah berdialog dengan khas sumatera utara dengan dua ibu-ibu disamping dari batam. Dialog yang menarik. Ibu itu bertanya : bapak mau kemana? Bapak Idris menjawab mau naik pesawat. Ibu itu tanya lagi, Bapak mau kemana? Bapak idris jawab lagi, Mau naik pesawat. Ternyata memang beliau tidak ada tujuan. Beliau sangat berhasrat mau naik pesawat lalu pulang lagi.

Beberapa menit kemudian pak Idris di tegur pramugari karena salah menggunakan sabuk pengaman. Beliau lilit tali sabuk pengaman ke sandaran kursi. Biar nampak lebih kuat ikatannya mungkin.

Bapak Idris melanjutkan ceritanya kepingin naik pesawat. "Saya jual tanah 2 hektar karena ingin naik pesawat. Di kampung saya pesawat terlihat kecil, anaknya pesawat, hanya sebesar tangan saya. Saya penasaran kepingin naik ibunya yang besar, tadi saya dimarahi pramugari karena ditanya kursi nomor berapa? saya jawab 50. Saya kira tanya umur saya ya 50 tahun. Mana ada kursi nomor 50. Ah... ternyata salah dengar, dia tanya no kursi bukan umur.

Saya terus bertanya sama Pak Idris selama dalam pesawat. Alhamdulillah beliau sangat ramah. Saya bertanya : Jadi benaran bapak menjual tanah hanya ingin naik pesawat? Pak Idris menjawab: iya...! Beliau memperlihat tiketnya. Ini karcis saya coba adek lihat. Beliau sebut tiket itu karcis. Ternyata benar di tiketnya dari Kualanamu-batam-pekanbaru. Katanya setelah dari pekanbaru naik bus ke sipiongot.

Subhanallah wal hamdulillah. Saya dapat pelajaran berharga hari ini. Cukup banyak masih warga negara ini yang di daerah sangat berhasrat naik pesawat seperti pak idris. Beliau rela menjual tanah. Hanya ingin naik pesawat. MasyaAllah...! yang sering naik pesawat harus bersyukur kepada Allah. Tidak perlu menjual tanah.

Hari ini saya sangat terinspirasi pak Idris. Saya mendukung Pak gubernur Aceh ingin membeli pesawat. Tapi pesawat yang dibelikan untuk membawa jalan-jalan pak nek, nek nong, pak wa, miwa, nyak wa dan syedara lon yang lain naik pesawat. Bila dananya cukup pak gubernur, belikan pesawat yang besar. Sehingga muat satu kampung.

Terima kasih pak idris sudah memberi inspirasi buat saya. Semoga bapak sehat dan bisa menceritakan pengalaman naik pesawat dikampung halaman bapak.