"Engkau Yang Bicara Islam Tinggi-tinggi, Subuhmu Kapan Dan Dimana"

Kalau berceramah dan menulis tentang fanatisme beragama anda juaranya. kelihatan orang alim dan shaleh. Tapi hanya kelihatannya. Dibalut peci putih dan pakaian berjubah. Tapi sayang saat azan subuh berkumandang engkau yang sering koar-koar, sayalah pencinta Islam, pecinta nabi, pencinta ulama, masih tidur nyenyak saat Allah memanggil diwaktu subuh kemasjid.

Jika ingin melihat kualitas keislaman seseorang, lihatlah dimana ia saat azan subuh berkumandang. Apakah ia bergegas menembus gelapnya subuh, atau ia masih asyik meringkuk dan menikmati amisnya kencing syaithan. Jangan Bicara Islam Tinggi-tinggi, jika Shubuhmu Belum di Masjid.

Dalam sebuah riwayat dikatakan, “Bahwa mereka yang subuhnya kesiangan maka syaithan telah mengencingi kupingnya.“ Relakah ketika kuping kita menjadi pispotnya syaithan? Naudzu billah min zalik. Jadi kurangi bicaramu. Tunjukkan kepada Allah engkau bukan orang munafik yang malas kemasjid saat subuh.

Kenapa berlari seratus meter serasa dekat, namun beberapa meter saja ke masjid untuk shubuh berjamaah terasa berat. Memang ketika kita terlelap tidur, syaithan membuat tiga ikatan, dimana setiap ikatan itu tertulis, “Malam masih panjang tidurlah terus.“

Ketika anak Adam bangun, lepaslah satu ikatan. Ketika ia beranjak untuk berwudhu lepaslah satu ikatan dan ketika ia shalat lepaslah seluruh ikatan, demikian jelas sebuah hadist shahih.

Engkau teriak jihad, melawan musuh Islam. Engkau teriak mari kita lawan mereka yang merusak aqidah. Kejar mereka yang bukan ahlussunah waljama'ah versi mu. Iya bukan ahlussunah waljama'ah menurutmu saja. Semua ingin kau kejar yang tidak sesuai dengan pemahaman mu. Lucunya setelah itu, subuhmu melayang selalu disaat hari mulai terang. Masjid-masjid didekatmu kosong. Bahkan engkau hampir setiap subuh tak mampu kau kejar hanya 2 raka'at shalat sunat fajar. Baunya mulutmu bicara Islam tinggi-tinggi.

Tetap tidur di waktu pagi menjadikan telinga tuli akan seruan muadzin. Juga menyebakan kemiskinan. Kalaupun tidak miskin secara materi maka miskin kesehatan. Maka apalah artinya banyak uang namun penyakit menggerogoti tubuh kita. Bangunlah engkau sebelum matamu terbangun oleh dahsyat sakratulmaut di depan mata.

Rizki Dasilva