Rizki Dasilva S.Pd.I MA

Nama : RIZKI DASILVA, S.Pd.I, MA, Lahir : Juli Cot Mesjid, Tanggal 03 November 1987, Alamat : Jln Bireuen Takengon Juli Km 2,5 Desa Juli Seutuy,&n...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gerakan Amal Shaleh, Tergambar Pada Para Sahabat Nabi

Gerakan Amal Shaleh, Tergambar Pada Para Sahabat Nabi

Dizaman sekarang ini strategi dakwah yang cocok adalah “Gerakan amal shaleh”. Maknanya ada sebuah gerakan melakukan amak kebaikan, memberi keteladanan kebaikan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain serta ikhlas karena Allah Swt semata.

Amal saleh termasuk perintah Allah karena dengan beramal saleh maka akan tercipta kehidupan yang tentram dan bahagia. Amal saleh adalah perbuatan atau sikap yang harus di miliki oleh setiap muslim sebab orang yang amal saleh akan menjadi penghuni surga serta kekal didalamnya.

Sebagaimana firman Allah : “Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya”. (QS AL-Baqarah : 82)

Menurut saya generasi terbaik melakukan gerakan amal shaleh ini adalah para sahabat nabi dan yang paling layak diteladani dalam kehidupan.

Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah zamanku, dan kemudian setelahnya, dan kemudian setelahnya.” (HR. Bukhari).

Hadits ini jelas memberikan kejelasan kepada manusia zaman sekarang untuk meneladani para sahabat terutama dalam gerakan amal shaleh yang mereka lakukan dimasanya. Para sahabat nabi adalah potret sebaik baik manusia dalam sejerah Islam sejak dulu sampai sekarang.

Di antara sahabat ada yang hidup kaya raya tetapi tetap dalam keimanan. Ada yang hidup sederhana tetapi sangat gemar dalam sedekah. Bahkan ada yang hidup sangat susah, tetapi tetap bahagia dalam ketaatan dan ketakwaan. Mereka tidak meratapi kemiskinannya, tetapi malah berpikir bagaimana tidak kalah dalam beramal dengan sahabat-sahabat lain yang memiliki kemampuan sedekah.

Abu Dzar berkata, beberapa shahabat berkata kepada Rasulullah. “Wahai Rasulallah, orang-orang kaya itu mengumpulkan banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa, dan mereka bershadaqah dengan kelebihan harta mereka (sementara kami tidak bisa bershadaqah).”

Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan sesuatu yang bisa kalian shadaqahkan? Sesungguhnya setiap tasbih (subhanallah) adalah shadaqah, setiap takbir (Allahu Akbar) adalah shadaqah, setiap tahmid (alhamdulillah) adalah shadaqah, setiap tahlil (laa ilaaha illallaah) adalah shadaqah, menyeru kepada kebaikan adalah shadaqah, mencegah kemungkaran adalah shadaqah, dan bersetubuh dengan istri juga shadaqah.”

Mereka bertanya, “Wahai Rasulallah, apakah jika di antara kami menyalurkan hasrat biologisnya (kepada istrinya) juga mendapat pahala?” Beliau menjawab: “Bukankah jika disalurkan pada yang haram dia berdosa? Maka demikian pula jika disalurkan pada yang halal, dia mendapatkan pahala.” (HR Muslim).

Demikian indah cara pandang para sahabat dalam menjalani kehidupan dunia ini. Mereka tidak pernah iri dengan harta benda atau kekayaan sahabat yang lain. Yang mereka khawatirkan justu bagaimana tidak kalah dalam amal shaleh dengan sahabat-sahabat Nabi yang memiliki kekayaan.

Lima Kepibadian Sahabat

Dr. Aidh Al-Qarni dalam buku fenomenalnya “La Tahzan” menuliskan bahwa ada lima hal yang menyebabkan para sahabat disebut sebagai sebaik-baik manusia.

Pertama, mereka menerapkan pola hidup sederhana dan tidak memaksakan diri. Para sahabat selalu menghadapi permasalahan hidup secara wajar, tidak terlalu berlebihan dan tidak terlalu terbebani. “Dan Kami akan memberi kamu taufik ke jalan yang mudah.” (QS. 87: 8).

Kedua, para sahabat memiliki ilmu yang luas, penuh berkah, dan praktis. Ilmu mereka bukan retorika belaka dan amat jelas – tidak berbelit-belit. “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (QS. 35: 28).

Ketiga, bagi para sahabat, amalan hati jauh lebih berat daripada ibadah fisik. Di hati mereka ada keikhlasan, inabah, tawakal, kecintaan yang mendalam kepada Allah, serta raghbah (keinginan dekat dengan Allah yang memuncak). Hati mereka juga selalu diliputi rahbah (rasa khawatir amal-amal yang dilakukan tidak berkenan di sisi Allah), khasyyah (perasaan takut jika siksa Allah menipanya), dan masih banyak lagi yang lainnya.

Keempat, mereka sengaja mengurangi kenikmatan dunia. Menjaga jarak serta menjauhkan diri dari godaan dan kemewahan duniawi. Semua ini membuat mereka berada dalam ketenangan, thuma’ninah, dan sakinah.

“Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (QS. Al Israa’ : 19).

Kelima, mereka menempatkan jihad sebagai amalan di atas amalan yang lain. Sampai-sampai jihad menjadi tanda, karakter dan motto hidup para sahabat. Dengan jihad para sahabat mampu menghilangkan kegundahan, keresahan dan kesedihan. Sebab, di dalamnya ada dzikir, amal, pengorbanan dan gerak tubuh.

Semua itu karena jihad merupakan jalan terbaik seorang hamba merasakan kebahagiaan sejati.

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-ankabut : 69).

Demikianlah para sahabat dalam menjalani kehidupan ini, sehingga pantas jika mereka disebut Rasulullah sebagai sebaik-baik manusia dan sukses melakukan gerakan amal shaleh.

Hidup memang butuh perjuangan dan pengorbanan dan hidup memang tidak selamanya indah, kadang kesusahan menghampiri kehidupan kita. Akan tetapi, seberat apapun ujian yang kita hadapi, sebagai Muslim kita harus tetap kembali kepada Allah.

Menyerahkan segalanya kepada Allah, pasrah kepada-Nya dengan segala ketulusan iman di dalam hati. Niscaya Allah akan mengembalikan ketenangan dan ketentraman di dalam hati dan pikiran kita. Maka para sahabat sukses dalam menjalani strategi dakwah dengan amal shaleh dalam kehidupan dunia yang sementara ini. Oleh karena itu, mari kita latih diri ini, secara perlahan dan bertahap untuk bisa meneladai pribadi-pribadi mereka yang mulia di sisi Allah dan Rasul-Nya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ya Buku La Tahzan bisa menjawab bagaimana seharusnya kita bersikap

20 Jan
Balas

Iya benar bu sri

20 Jan
Balas



search

New Post