Guru SD No Jaim
Menjadi bagian dari seorang guru sekolah dasar itu sangat unik dan membahagiakan. Mengajar anak yang mulai umur 6 tahun membutuhkan kesiapan mental dan psikis yang baik. Ditambah guru harus mampu memahami dunia anak bukan dunia remaja. Dunia anak sungguh sangat berbeda karena didunia mereka hanya senang bermain dan tubuhnya terus bergerak tanpa mengenal lelah. Bosan menjadi hal yang paling sering dialami bila anak diwajibkan untuk duduk rapi berjam-jam.
Seorang guru SD tidak boleh cepat emosi, teriak-teriak, marah, Ketok-ketok meja, bentak-bentak, apalagi baperan. Guru SD dituntut kesabaran, kematangan, ketulusan dalam menghadapi anak. Sehingga mengajar dikelas SD akan kita asyik dan menyenangkan. Tehnik pembelajaran yang FUN dan tidak kaku akan menjadi daya tarik seorang guru SD. Guru juga harus menguasai gaya Intonasi komunikasi di kelas SD.
Pengalaman 5 tahun saya menjadi kepala sekolah dan guru SDIT Muhammadiyah Bireuen. Adalah kesempatan yang berharga. Saya sering mengamati tingkah laku mereka didalam kelas. Saya selalu mencuri waktu untuk ngobrol, bermain dan berdialog bersama siswa disekolah. Kadang di sore hari kami bermain futsal bersama. Saya juga mengamati cara guru mengajar. Ada satu kesimpulan yang bisa saya ambil adalah menjadi guru SD "no jaim". Tidak boleh seorang guru menjaga imagenya disekolah. Guru SD tidak boleh berlagak seperti guru di SMP dan SMA apalagi ada guru SD punya style seperti dosen. SD bukan lingkungan kampus. Kalau boleh saya ber-analogi, Ikan hidupnya di air, maka ikan tidak boleh dipaksa hidup di daratan atau di hutan. Anda pasti paham maksud saya. Yang paling aneh lagi bila ada guru SD mirip pejabat.
Guru SD sudah saatnya memahami watak anak dan menjadi sekolah ramah anak. Sekolah bukan tempat yang paling menakutkan. Guru juga bukan tokoh antagonis seperti di film-film horor. Atau bukan tokoh hantu yang menyeramkan. Sehingga anak trauma ke guru sampai dibawa dalam mimpi. Jadikan siswa sebagai sahabat. Sehingga kita mudah mengajarkan dengan hati dan mampu memberi pemahaman yang baik dalam agama dan sosial. Guru adalah uswatun Hasanah terdekat, Saat kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat, ia mampu menjadi pembeda, terutama dalam kesadaran beribadah dan punya akhlak yang baik.
Sudah saatnya guru SD di abad ini memahami dunia anak. Mari kita mengajar sesuai dengan usia anak. Guru tidak boleh kaku, jangan memperbanyak ceramah dan menulis. Beri mereka ruang untuk meneliti dan berkreasi didalam kelas. Setiap ilmu bukan hanya didengar tapi juga mampu dilihat, dirasakan, dipraktekkan sehingga menjadi generasi Islam yang produktif dimasa yang akan datang.
Rizki Dasilva
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Pak Guru selalu menulis
Mantap jiwa pak Rizki... sukses selalu