Rizki Dasilva S.Pd.I MA

Nama : RIZKI DASILVA, S.Pd.I, MA, Lahir : Juli Cot Mesjid, Tanggal 03 November 1987, Alamat : Jln Bireuen Takengon Juli Km 2,5 Desa Juli Seutuy,&n...

Selengkapnya
Navigasi Web
Keindahan Kisah Nabi Yusuf Dalam Alquran, Sebuah Nilai Kedermawaan dan Optimis ( Bagian 6 )

Keindahan Kisah Nabi Yusuf Dalam Alquran, Sebuah Nilai Kedermawaan dan Optimis ( Bagian 6 )

Nilai kedermawanan

Kedermawanan adalah gerak kendali hati yang muncul sebagai ruas keinginan diri untuk memberi suatu hal berarti pada jiwa manusia lain yang berkekurangan, sedang diri lagi berlebih akan suatu hal tersebut. Namun secara lebih luas, kedermawanan adalah gerak kendali hati akan keinginan untuk memberi sesuatu pada jiwa lain, dimana disesuaikan dengan kondisi diri si penderma dan penerima secara lahiriah dan bathiniahnya. Dimana si penderma pun harus sadar akan Allah dan memfokuskan diri hanya pada Allah, mulai dari dia berniat untuk memberi hingga dia telah selesai, termasuk saat proses itu berlangsung.

Mengenai kedermawanan sifat Yusuf jelas terlihat dalam ayat 78 berikut ini:

Artinya:

“Mereka berkata: "Wahai Al Aziz, Sesungguhnya ia mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambillah salah seorang diantara kami sebagai gantinya, Sesungguhnya kami melihat kamu termasuk orang-orang yang berbuat baik". (Q.S Yusuf: 78)

Selanjutnya dalam Q.S Yusuf: 92 Allah juga berfirman tentang bagaimana Yusuf memberi maaf kepada saudara-saudaranya yang sudah berbuat salah.

Artinya: “Dia (Yusuf) berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang". (Q.S Yusuf: 92)

Nilai Optimis

Optimisme adalah kemauan untuk mengambil sesuatu dengan sisi / pemikiran positif dan selalu menunggu hasil yang menguntungkan (harapan yang baik), bahkan dalam situasi sangat sulit.

Optimisme merupakan suatu harapan yang kuat dan berpikir bahwa hal-hal yang diinginkan akan berjalan dengan baik meskipun terjadi kemunduran dan frustrasi. Sebagai nilai etika, optimisme adalah gagasan manusia selalu memiliki yang terbaik dan mendapatkannya dengan cara yang sama, meskipun beberapa situasi selalu sulit untuk menemukan yang baik dan mendapatkan hasil terbaik. Dari sudut pandang kecerdasan emosional, optimisme adalah sikap yang membuat dari jatuh ke wajah apatis, putus asa atau depresi kesulitan.

Mengenai nilai optimisme yang terdapat dalam kisah Yusuf, terlihat dalam firman Allah berikut ini:

Artinya:

“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".(Q.S.Yusuf :87)

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa nabi Ya’qub tidak pernah putus asa dan selalu optimis dalam upaya menemukan Yusuf. Sikap dan semangat pantang menyerah merupakan akhlak terpuji. Sikap tak kenal putus asa merupakan sikap yang menunjukkan kepribadian yang kuat dan tangguh. Dari akhlak Ya’qub dapat menjadi pelajaran yang baik untuk generasi berikutnya. Bahwa mempunyai sikap pantang putus asa akan memberikan kesempatan lebih luas untuk sukses dalam mewujudkan tujuan hidup.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post