Rizki Dasilva S.Pd.I MA

Nama : RIZKI DASILVA, S.Pd.I, MA, Lahir : Juli Cot Mesjid, Tanggal 03 November 1987, Alamat : Jln Bireuen Takengon Juli Km 2,5 Desa Juli Seutuy,&n...

Selengkapnya
Navigasi Web
Maimunah Dan Syarkawi Abad 21

Maimunah Dan Syarkawi Abad 21

Maimunah dan Syarkawi di Abad 21

Maimunah protes, Pa? "Aku ingin seperti ramulah itu, dia selalu liburan dengan suaminya, tuh baru pulang dari singapore, kemaren dari kuala lumpur. kamu kapan ajak aku jalan-jalan?". Syarkawi jawab dengan penuh emosi "Kamu tau maimunah, suamimu ini bukan orang kaya yang bisa membawa jalan-jalan kamu keluar negeri, gajiku pas-pasan. Belum lagi bayar tagihan hutang rumah, tagihan mobil, tagihan SPP anak yang menunggak, tagihan listrik, belum lagi belanja online mu itu maimunah, kosmetikmu lebih mahal dari selusin bajuku. Sebab itulah yang membuat rambutku botak tengah. Walaupun sudah ku tarok pupuk MPK, juga tidak mau tumbuh. Makanya nanti akan kubawa kau saat bayar semua tagihan. Asik main HP aja kau dirumah, kurangi belanja online mu itu, sudah sangat membantu menumbuhkan rambutku kembali".

Maimunah terdiam, "pa? aku minta maaf, aku lupa kalau kita banyak hutang. Abis kepingin liburan seperti ramulah tetangga kita itu. Bosan dirumah terus, jaga anak, anak sudah 4, capek pa? rumah kotor, tidak pernah bersih, kadang nangisnya berjama'ah, BAB juga berjama'ah, gak sempat masak, apalagi membantu cari duit, stres pa?".

Tumben, kali ini syarkawi dengan bijaksana menjawab "maimunah istriku, aku tidak mau dikatain orang-orang. tuh maimunah dan suaminya kerjaan liburan terus, singaporlah, ke thailand, ke malaysia, hutang gak bayar. Gak malu!. Kalau ditagih selalu jawab gak punya duit. Tuh jalan-jalan punya duit, kan jadi gak enak dikatain begitu. Baiknya kita bayar hutang dulu, papa rela kok tarok bedak baby, minyak rambut amla, asalkan hutang kita segera lunas, hidup gak morat marit.

-------------------------

Pesan moral :

Cerita diatas hanya fiktif belaka. Mohon maaf bila ada kesamaan nama tokoh dalam cerita ini. Hanya ingin memberi pesan. Banyak orang sekarang tidak mengerti skala prioritas hidupnya. Sebenarnya kita harus memenuhi kewajiban dulu, baru memenuhi yang sunat-sunat. Hutang adalah kewajiban, sementara liburan bukan kewajiban. Biaya sekolah anak adalah kewajiban, sementara tas merek itali, sepatu merek amerika, lipstik merek korea itu adalah bukan kewajiban. Begitu juga dengan ibadah, seharusnya kalau ada kemudahan daftar haji dulu, baru beli mobil baru dan sebagainya.

Sang nyoe meunan......

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post