Menjadi Kader Muhammadiyah Itu Berat (Harus Banyak Bersabar)
Menjadi Kader Muhammadiyah Itu Harus Sabar
Tantangan dakwah semakin berat yang kita hadapi dimasa yang akan datang. Kita dihadapi dengan berbagai masalah ummat. Terutama masalah dakwah dan Ukhwah.
Muhammadiyah bukan gerakan baru. Gerakan ini sudah lahir sebelum Indonesia lahir. Persyarikatan ini mengedepankan ukhuwah Islamiah. Mengedepankan dakwah bil hikmah. Berjuang mencerahkan ummat. Beramal makruf dan nahi mungkar.
Muhammadiyah lahir dikala kirisauan kyai Ahmad Dahlan terhadap kebodohan, kesyirikan, bid'ah dan tahayyul yang tumbuh subur dikala itu. Dengan Semangat yang membara beliau berjuang melawan semua itu. Dengan gerakan dakwah, sosial dan pendidikan. Walaupun saat itu harus mempertaruhkan nyawa beliau.
Perjuangannya gerakan Muhammadiyah membuah hasil. Sampai satu abad lamanya. Telah lahir ribuan sekolah, madrasah, pesantren dan universitas Muhammadiyah. Bahkan Muhammadiyah istiqamah membuat gerakan sosial lewat panti asuhan yang tersebar di Indonesia. Ditambah dengan rumah sakit yang berkualitas yang dihuni oleh dokter dari kader Muhammadiyah. Presiden RI saat ini saja, mempercayakan rumah sakit Muhammadiyah untuk proses kelahiran cucunya.
Tidak dipungkiri. Dengan berbagai gerakan dakwah Muhammadiyah mendapatkan berbagai ujian dan cobaan. Menjadi kader Muhammadiyah itu memang berat. Sudah biasa dicaci diremehkan bahkan disesatkan oleh sebagian orang yang belum mengenal Muhammadiyah lebih dekat.
Muhammadiyah murni mempunyai visi ingin mencerahkan ummat. Ingin mengajak ummat untuk memurnikan Islam. Jauh dari bid'ah, tahayyul dan kesyirikan. Islam sebagai Agama yang telah sempurna. Hanya mengajak kadernya belajar mengamalkan. Berlomba-lomba dalam kebaikan. Mengedapan ukhuwah Islamiah. Jangan tenggelam dalam kebodohan dan kesyirikan.
Hanya orang yang tidak mengerti Muhammadiyahlah yang menghina dan meremehkan Muhammadiyah. Mungkin harus sering keliling di Indonesia supaya terbuka mata, melihat betapa banyak kontribusi Muhammadiyah terhadap negeri ini.
Jadi menjadi kader Muhammadiyah itu harus banyak sabar. Di hina, dicaci dan disesatkan. Jangan dibalas dengan cacian pula. Tapi doakan kebaikan atas dirinya. Doakan semoga Allah ampunkan. Maka kita lebih mulia karena kita mendoakan ampunan atas saudara kita seiman yang masih gagal paham.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar