Dongeng Rezim Negeri Darurat

Suatu negeri antah berantah. Atas kekuasaan rezim darurat. Bercita-cita menjadi negeri yang beriman kepada Tuhan. Mengajak persatuan.

Negeri ini ingin mensejahterakan rakyatnya. Ingin berkeadilan sosial. Juga berhasrat mensejahterakan rakyatnya. Sebuah cita-cita yang mulia.

Tapi tidak sesuai kenyataan. Ini rezim darurat. Keimanan dijual demi kekuasaan. Keadilan yang tidak meratan. Penegakkan hukum seperti sebelah pisau, tajam kebawah, lalu tumpul di atas. Ulama didiskriminasi dan mereka musuh Islam, yang sok suci dilindungi.

Belum lagi rakyat mati kelaparan. Negeri yang subur dan Hasil alam yang melimpah tapi tak pernah dinikmati rakyat. Mereka tidur di kasur bertilam emas, tapi mati kehausan dan kelaparan. Para pejabat dinegeri itu mandi dengan air mineral yang jernih dan bersih. Sementara rakyat minum air keruh lalu mati karena terinfeksi ususnya.

Negeri ini rezim darurat. Ibarat bus dikendarai oleh supir bermasalah, ditambah mesin bermasalah, bannya juga ikut bermasalah. Penumpangnya menderita, gelisah, dan merana. Tak tau kapan akan berakhir dan Pertolongan Allah akan tiba.

Lucunya negeri mereka belum sadar ini rezim darurat. Bahkan mereka bangga dengan rezim ini. Penjilat tumbuh subur. Mereka menepuk dada karena menelan air ludah sendiri. Mereka hanya terpesona dengan indahnya istana, indahnya jembatan, indahnya kota-kota besar yang dibangun. Tapi keadilan, kesejahteraan dan penderitaan rakyatnya luput dari penglihatan.

Selamat datang di negeri rezim dongeng darurat.