MWC sumbar yang ke 6 membawa keberkahan sendiri buat saya. Salah satunya berjumpa dengan beberapa penulis-penulis berpengalaman. Salah satunya adalah pak pimred Media Guru. Mas Eko Prasetyo. Sebelum berangkat ke sumbar di bandara saya sudah chating mas eko melalui WhatsApp. Saya sampaikan ke beliau, Mas Alhamdulillah, InsyaAllah kita bisa jumpa lagi di sumbar, semoga Allah memberkahi perjumpaan kita. Mas Eko jawab. Alhamdulillah “Pak Bosku”. Seperti saya punya nama baru yang beliau kasih beberapa bulan yang lalu dijakarta. Dan saya membalas memberi nama beliau “Mas Guruku”.

Sampai ke padang ternyata saya punya kesempatan belajar banyak dari narasumber ini. Bahkan bisa menginap satu kamar, Subhanallah saya terkesan dengan kerja keras beliau mengedit naskah, dan nyayian tidur setiap malam. Nyayian yang indah, sulit untuk dilupakan.

Kalau guru-guru penulis di media guru hampir semua mengenal sosok aneh dan mengesankan ini. Mas Eko Penggemar wedang kopi, tapi antirokok. Arek Suroboyo yang besar di Bekasi. Sejak remaja, ia punya minat tinggi terhadap dunia jurnalistik, sejarah, sastra, dan pendidikan. Karena itu, ia mengambil kuliah di IKIP Surabaya (Unesa) jurusan sastra Indonesia dan lulus tahun 2004. Pengalaman jurnalistiknya ditempa di surat kabar Jawa Pos sebagai editor.

Alhamdulilah ia sudah menulis banyak buku. Di antaranya, Apa Yang Berbeda dari Guru Hebat (Esensi, 2011), Kekuatan Pena (Indeks, 2011), dan Tepat Memilih Kata (Indeks, 2012). Ia juga menulis artikel opini, puisi, cerpen, esai budaya, dan esai literasi di berbagai media massa. Selain menulis dan menyunting jurnal dan buku, sekarang sebagai pimred Media Guru.

Ia juga ngangsu kawruh sebagai anggota di Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia. Sebagai rasa cinta terhadap dunia literasi, ia menggagas Griya Literasi yang menjadi cikal-bakal taman baca mandiri di tempat tinggalnya. Moto hidupnya: Di dalam setiap kesulitan ada kemudahan, yang dikutip dari Alquran. Semboyan sehari-harinya: Dengan menulis kita jaya!. Beliau juga ternyata ketua RT di tempat tinggalnya.

Ini narasumber yang sangat aneh dan mengesankan. Ilmunya luas tapi tetap rendah hati dan tidak sombong. Mas eko punya khas humoris yang spesial. Saya mengikuti akun facebooknya postingan cukup lucu, aneh dan kadang-kadang rada-rada tidak nyambung tapi saya mengerti maksud beliau. Kadang saya ketawa sendiri ingat leluconnya yang begitu menyegarkan jiwa. Dan menghilang segala macam penyakit termasuk stres dan strok ringan. Sayapun ikutan aneh 2 hari bersama mas eko.

Banyak sikap dan tingkah laku mengesankan saya. Diantara nya, mas eko tidak mudah marah. Buktinya saya pernah tidak angkat telponnya hampir 3 jam. Untuk menanyakan kunci kamar yang terkunci. Karena hp saya silent dan sibuk menulis jadi saya tidak sempat lihat hp. Akhirnya beliaupun tertidur di pojok bangunan hospitality diatas kursi.saya minta maaf karena kekhilafan saya. Beliau tertawa dan tersenyum. Saya jarang mendapat ini komunitas lain. Biasanya narasumbernya marah dan keluar kata kata kecewa. Padahal pesan nabi untuk ummat tidak boleh mudah marah.

Kemaren sore beliau ajak saya makan di suatu tempat di kota padang. Sambil makan dan didalam perjalanan ternyata beliau menasehati diri saya. Diantara nasehat yang sangat mengesankan adalah. Pertama : sering lah membantu orang maka akan banyak orang yang membantu kita. Kedua : Lakukan apa saja yang bisa membawa kesejahteraan yang penting pekerjaan itu halal. Ketiga: Mas rizki harus banyak belajar dari orang yang punya kharisma dan keteladanan. Orang itu semakin langka di indonesia ini. Sekarang yang banyak adalah orang pintar berbicara tapi tidak pandai berbuat. Dan Ke Empat : yang terakhir menulislah sampai tangan tidak bisa bergerak lagi. Menulislah adalah lambang peradaban Islam dan beradaban dunia.