Perkawinan yang baik adalah sebuah ikatan seumur hidup, yang disahkan oleh Allah swt. Perkawinan memerlukan adanya kesadaran tentang kehadiran Allah dalam hidup manusia, kehadiran Sang Khaliq yang akan membimbing kita kejalan yang lurus, jalan kebahagiaan sejati dan abadi.

Perkawinan menuntut agar kita masing-masing kita jujur pada diri kita sendiri, kepada jodoh kita. Masing-masing dan kepada Rabb. Ikhlas tulus dan murni. Jujur kepada pasangan hidup, karena pasangan hidup atau jodoh adalah “pakaian” satu untuk lainnya. Sebagaimana firman Allah :

Artinya: “ … mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka …”. (QS. Al-Baqarah: 187)

Sebagai pakaian satu untuk lainya, suami dan istri memerlukan sikap saling membantu, saling mendukung, saling melindungi dan saling mencocoki sabagaimana mencocoki tubuh. Tujuan berpakaian adalah sekaligus untuk perhiasan dan perlindungan badan.

Sebagai perhiasan suami istri saling menunjukan rasa santun, cinta mencintai, dan memperlihatkan kebahagiaan, dan sebagai perlindungan masing-masing suami dan istri berkewajiban saling menjaga nama, kehormatan dan hak-hak pribadinya.

Persoalan jodoh di dunia seringkali rumit untuk dipahami. Tetapi, sebagaimana diketahui dan yakini, Allah akan senantiasa membimbing kejalan yang benar selama masih tetap menginsyafi kehadiran-Nya dalam hidup ini, dan selama masih tetap bersedia menepuh hidup kita dibawah bimbingan keinsyafan dan kesadaran akan adanya Yang Maha Hadir Allah swt. Untuk mendapatkan kualitas perkawinan harus disadari bahwa ikatan pernikahan adalah sebuah ikatan atas dasar “perjanjian berat” sebagaimana firman Allah :

Artinya: “Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul ( bercampur ) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat”. (QS. Al-Nisa’: 21)