Politik Santun Dari Kedua Tokoh Muhammadiyah, Pak Amien Dan Buya Syafi'i
Politik Santun Dari Kedua Tokoh Muhammadiyah, Pak Amien Dan Buya Syafi'i
Saya benar-benar belajar kedewasaan dari dua tokoh ini. Mereka adalah Pak Amien Rais dan Buya Syafi'i Ma'arif. Kedua tokoh ini banyak memberi pelajaran buat generasi Indonesia saat ini. Bagaimana cara bersikap yang santun dan bijak dalam dunia dakwah, sosial dan politik. Keduanya juga Ilmuan di negeri ini. Bukan orang sembarangan. Bahkan menuntut Ilmu kelaur negeri. Mereka sahabat yang sudah saling kenal mengenal sejak dulu. Walaupun sering berbeda pandangan.
Dua tokoh ini pernah memimpin Muhammadiyah pusat. Sangat sesepuh di Organisasi Muhammadiyah. Pak Amien Rais pernah Memimpin Muhammadiyah, sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (1995-2000).beliau juga seorang aktivis sejak mahasiswa dan tercatat dalam sejarah menjadi tokoh reformasi. Pimpinan Muhammadiyah ini berperan besar dalam gerakan reformasi dan runtuhnya rezim Orde Baru.
Pak Amien Rais lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada 26 April 1944 ini adalah anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan Syuhud Rais dan Sudalmiyah. Amien Rais dibesarkan di tengah-tengah keluarga yang aktif dalam organisasi Muhammadiyah. Kebiasaan berorganisasi orang tuanya pun mengalir dalam darah Pak Amien Rais.
Menurut berbagai sumber yang saya dapat. Pak Amien menempuh pendidikan Pendidikan dasar hingga menengah, Amien selesaikan di sekolah Muhammadiyah di kota kelahirannya. Lulus SMA, ia kuliah didua tempat, Fakultas Sosial Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dan Fakultas Tarbiyah IAIN (UIN-sekarang) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Pak Amien Rais sebagai aktifis sangat aktif di berbagai organisasi.pernah menjadi ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan ketua Lembaga Dakwah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Yogyakarta. Setelah mendapatkan gelar sarjana dari UGM pada tahun 1968 dan UIN 1969, Amien Rais melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Pak amien meneruskan pendidikan master Ilmu Politik di University of Notre Dame, Indiana, Amerika Serikat, dan selesai tahun 1974 pada usia 24 tahun. Dan mendapat gelar Doktor diUniversity of Chicago, Amerika Serikat (1981) dengan mengambil spesialisasi di bidang politik Timur Tengah dan selesai tahun 1984.
Ia menyabet gelar doktor pada usia 37 tahun. Disertasinya yang cukup terkenal, berjudul: The Moslem Brotherhood in Egypt: its Rise, Demise, and resurgence (Organisasi Ikhwanul Muslimin di Mesir: Kelahiran, Keruntuhan dan Kebangkitannya kembali).Ia juga mengikuti program Post-Doctoral Program di George Washington University pada tahun 1986 dan di UCLA pada tahun 1988. Akhir pak Amien menjadi guru besar di pasca sarjana UGM. keren bukan?. Tak hanya itu, ia juga menggaungkan perlawanan terhadap praktik KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) di tubuh birokarasi pada pemerintah Orde Baru Presiden Soeharto. Puncaknya, gelombang demo tuntutan reformasi dari berbagai elemen anak bangsa, Amien Rais dan tokoh-tokoh lainnya berhasil menumbangkan pemerintah Orde Baru dengan lengsernya Presiden Soeharto pada tahun 1998. Dalam suasana Era Eraformasi, pada 1998, Amien Rais mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN) dan sekaligus menjabat sebagai Ketua Umum DPP PAN yang pertama.
Nah Buya Syafi'i Ma'arif juga Lahir dari didikan Muhammadiyah, Ahmad Syaf'i Ma'arif dikenal sebagai salah satu tokoh dan pemikir Islam di Indonesia. Ia pun menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah(2000-2005) mengganti penggantikan pak Amien Rais.
Pria kelahiran Sumpur Kudus, 31 Mei 1935 ini besar dari keluarga sederhana di perkampungan Sumatera Barat. Sejak kecil ia memiliki kecerdasan yang luar biasa. Buktinya Sekolah dasarnya hanya selesai 5 tahun. Setelah itu, ia meneruskan ke sekolah lanjutan ke Madrasah Muallimin yang ada di Yogyakarta milik organisasi Muhamadiyah. Lalu Buya Syafi'i meneruskan ke perguruan tinggi. mengambil jurusan sejarah di Universitas Cokroaminoto Surakarta. Buya Syafi'i Ma'arif baru bisa menyelesaikan pada usia 29 tahun dengan gelar sarjana muda. Buya Syafi'i melanjutkan kuliahnya ke Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta dalam bidang yang sama sejarah. Ia terbilang pintar, dalam waktu dua tahun dia sukses meraih gelar sarjana penuh (Drs).
Sejak itu, hidupnya banyak di dunia akademisi dan pemikiran-pemikiran briliannya mulai terlihat. Untuk mempertajam wawasan intelektualnya, dia meneruskan ke jenjang master dan doktor ke Amerika Serikat. Dia mengambil sejarah pada program master di Departemen Sejarah Ohio University dan pemikiran Islam di Universitas Chicago, Amerika Serikat.
Sukses di dunia akademisi, Syafi'i Ma'arif tidak melupakan akan organisasi Muhammadiyah yang telah membimbingnya sejak kecil. Dia pun aktif di organisasi pembaharu Islam ini. Namanya makin menasional pada awal lahirnya Era Reformasi tahun 1998. Saat itu, ia menggantikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Amien Rais yang terjun ke politik praktis dengan mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN).
Pada masa usia yang sudah tidak muda lagi, 80 tahun, pemikirian-pemikiran Syafi"ii masih dibutuhkan bangsa ini. Presiden Joko Widodo, pada awal tahun 2015, sempat menawarkan posisi Dewan Pertimbang Presiden, tapi Syafi'i menolaknya. Dia mau lebih independen. Maka, saat presiden Joko Widodo memintanya untuk menjadi salah satu Tim Independen mengatasi konflik Polri-KPK, ia menyanggupinya dan sekaligus menjadi Ketua.
Menarik sekali dari dua sahabat, sesupuh dan tokoh bangsa sekaligus tokoh Muhammadiyah ini kerap berbeda dalam pandangan politik. Pak Amien sangat aktif menjadi pendukung pak parabowo dan Buya Syafi'i sangat dekat dengan pak Jokowi. Bahkan Jokowi sendiri diberbagai media sangat mengagumi sosok Buya Syafi'i Ma'arif. Saya tidak tau apakah Buya juga masuk tim pendukung Jokowi seperti pak Amien yang terang-terangan masuk ke tim pendukung Prabowo.
Saat bertemu seperti di acara memperingati 106 tahun Muhammadiyah, lebih dari satu abad. Bertema "Ta'awun untuk Negeri". Dua sahabat ini memberikan contoh yang luar biasa. seakan-akan Negeri ini damai dan sangat adem. Tidak ada perdebatan politik. Apalagi saling menghujat saling menjelekkan satu sama lain. Kedua tokoh ini penuh dengan akraban dan canda tawa.
Begini lah Muhammadiyah mendidik kadernya, sangat dewasa dan santun dalam bersikap. Ini didasari oleh ketinggian Ilmu dan akhlak. Tidak saling bermusuhan apalagi saling menjatuhkan dan menjelekkan satu sama lain. Sebagai kader Muhammadiyah muda. Saya benar-benar kagum sama kedua tokoh ini.
Kita boleh berbeda pandangan politik. Berbeda pilihan presiden. Terlalu kekanak-kanakan bila jumpa saling pasang muka marah. Bila jumpa saling menyindir. Kita memang berbeda pilihan presiden tapi tetap santun. Tunjukkan kelebihan presiden masing-masing jangan malah mengumbar aib dan fitnah. Tidak enak ditonton oleh anak-anak dan siswa yang masih sekolah. Pak Amien dan Buya Syafi'i sebagai mantan Pimpinan Muhammadiyah sudah mengajari cara berpolitik yang santun.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar